Transfer Radovan Karadzic Tertunda
Sabtu, 26 Juli 2008 – 08:15 WIB
Hukum yang berlaku di Serbia menyebutkan, pengajuan banding atau penolakan perintah pengadilan bisa dilakukan via pos. Surat tersebut bisa diposkan seperti surat regular yang lain, selambat-lambatnya lima menit menjelang kantor pos tutup. Atau pada pukul 19.55 waktu setempat (sekitar pukul 00.55 WIB). ”Kami akan melayangkan surat penolakan itu melalui pos petang ini (kemarin),” kata pengacara Karadzic, Svetozar Vujacic.
”Mereka (pengadilan) tidak akan bisa mengambil keputusan apa pun sebelum Senin,” ujar Vujacic kemarin (25/7). Dia menambahkan, surat penolakan keputusan pengadilan itu memang sengaja diajukan pada detik-detik terakhir, untuk memperpanjang penahanan Karadzic di Serbia. Sebab, sampai sekarang, istri dan anak perempuan presiden pertama Serbia itu masih belum berhasil mendapatkan kembali dokumen perjalanan mereka.
Hingga Jumat (25/7), Ljiljana Zelen dan Sonja dilaporkan masih belum bisa menemui Karadzic. Karena itu, Vujacic berupaya mengulur transfer kliennya selama mungkin. Berdasar prosedur umum yang berlaku, setelah menerima surat penolakan dari tim pembela, panel tiga juri Pengadilan Beograd punya waktu tiga hari untuk mengambil keputusan. Diramalkan, keputusan itu baru akan muncul pada Rabu atau Kamis mendatang.
Keterangan tim pembela hukum Karadzic itu dibenarkan Pengadilan Beograd. Ivana Ramic, Jubir pengadilan, mengatakan bahwa panel tiga juri baru bisa membahas surat keberatan yang diajukan Vujacic, Senin (28/7) nanti. ”Panel tiga juri tidak mungkin mengadakan pertemuan pada Sabtu atau Minggu untuk membahas surat penolakan transfer tersebut. Apalagi, mereka belum menerima surat itu,” kata Ramic.
Menyusul penangkapan Karadzic Senin (21/7) malam, pasukan keamanan Serbia melipatgandakan penjagaan di ibu kota. Terutama, di sekitar kediaman Presiden Boris Tadic dan pejabat-pejabat tinggi negara bekas Yugoslavia tersebut. Harian Blic melaporkan, pimpinan Serbia itu sempat menerima ancaman pembunuhan berkali-kali setelah Karadzic ditangkap.
Sementara itu, surat kabar Austria Kurier melaporkan bahwa dalam pelariannya, Karadzic sempat bekerja sebagai tabib di Wina. Menurut pengakuan beberapa saksi, selama menjadi tabib di Wina, Karadzic menyebut dirinya Pera. Dia juga sering melawat beberapa pasien Serbia dan Wina di rumah-rumah mereka. (AP/AFP/hep)