Tumpahan CPO PT WIM sudah Mengendap di Pasir Teluk Bayur
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar, Uslaini mengatakan, pihaknya akan terus memonitor pembersihan perairan di sekitar Telukbayur. Tujuannya, agar bisa memastikan bahwa pihak terkait bisa membersihkan secara maksimal.
”Ini akan terus kita monitoring, apakah mereka melakukan pembersihan dengan maksimal, dan kita juga akan mengumpulkan data apakah akan ada dampak jangka panjang dari insiden ini,” sebut Uslaini. Ditekankan pula pada pihak perusahaan, agar tidak menganggap sepele hal itu.
Ahli Kimia Universitas Andalas, Sumariati Syukur menyebut, sebenarnya CPO yang merupakan hidrokarbon tidak akan menyebabkan kerusakan fatal bagi lingkungan. Tapi, seandainya CPO tumpah dalam jumlah yang besar, barulah itu akan menjadi masalah.
”Kalau masih dalam jumlah kecil, zat hidrokarbon tersebut tidak terlalu membahayakan bagi ekosistem. Tapi lain halnya kalau itu tumpah dalam skala besar. Dikhawatirkan tumpahannya akan menutup permukaan air sehingga mengganggu ekosistem laut. Jika hal ini terjadi, maka harus dibersihkan hingga benar-benar bersih,” katanya.
Menurut Sumariati, cara yang paling tepat untuk membersihkan tumpahan CPO tersebut adalah denga cara koagulasi, yaitu pengumpulan partikel-partikel ukuran halus menjadi partikel yang lebih besar dengan cara menambahkan bahan-bahan seperti biji kelor dan tanah gambut (cara tradisional).
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Al Amin mengatakan, perusahaan terkait telah diberikan sanksi administratif, yaitu berupa paksaan pemerintah.
“Kita pihak Pemko telah memberikan sanksi administrasi kepada perusahaan, menuntut agar perusahaan bisa mengembalikan laut yang tercemar ke keadaan semula,” jelasnya.
Lalu, sebagai respons dari apa yang ditakutkan oleh berbagai pihak yang menyebut bahwa akan ada dampak lanjutan dari insiden ini, Al Amin mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel dan berdasarkan sampel tersebut air laut yang tercemar itu tidak bahaya. ”Berdasarkan sampel, air laut yang tercemar tidak berbahaya, lagipula minyak tersebut dimakan oleh ikan, walaupun demikian pihak kami akan terus mengawasi pembersihan laut yang tercemar tersebut,” pungkasnya.