Ujian Pertama Skuad Rowing Indonesia Diuji di Prancis
jpnn.com - JAKARTA - Rowing merupakan salah satu dari 12 cabor yang dipersiapkan untuk merebut tiket ke Olimpiade Rio de Janiero 2016 lewat kejuaraan-kejuaraan prakualifikasi.
Nah, Rowing Championship 2015 di Aiguebelette, Prancis, 30 Agustus sampai 6 September akan menjadi ujian pertama bagi skuad rowing Indonesia. Pada ajang yang dijadikan pra kualifikasi Olimpiade 2016, tim pelatih menargetkan salah satu atlet Rowing andalan Indonesia, La Memo, untuk menembus final.
Menurut salah satu pelatih Indonesia Corres Hustaaf Sahupala, syarat untuk bisa menggengam tiket Olimpiade di nomor Men�s Single Sculls (MX1), Memo harus bisa masuk enam besar, dan itu berarti menyentuh babak final.
Untuk mencapai itu, pelatih asal Ambon itu menargetkan agar anak didiknya mencapai catatan waktu di kisaran 6 menit 58 detik atau paling buruk 7 menit. Sebagai gambaran, posisi terakhir pada final kejuaraan World Rowing Championship 2014 di Amsterdam, Belanda adalah 6 menit 58,21 detik lewat Aleksandar Aleksandrov asal Azerbaijan.
Karena itu, jika ingin masuk enam besar maka Memo harus bisa menyentuh target waktu tersebut. Tentu tak mudah, namun menurut Corres, catatan waktu Memo dalam beberapa kejuaraan terakhir mulai meningkat.
"La Memo memang baru bergabung 2012 lalu, tapi perlahan prestasinya mulai meningkat. Jadi dia kami targetkan untuk lolos prakualifikasi olimpiade," ungkapnya.
Salah satu problem yang coba diperbaiki saat ini adalah inkonsistensi performa. Sebab, catatan waktu peraih dua medali emas SEA Games 2015 lalu itu bak roller coaster.
Misalnya, saat merebut medali perak pada kejuaraan Holland Beker di Belanda 27-28 Juni di nomor U-23 Men's Single Sculls, catatan waktu yang dibukukannya 7 menit 06,99 detik. Namun catatan waktunya menurun menjadi 7 menit 17,670 detik ketika menempati urutan keenam babak penyisihan World Rowing Cup III 2015, 10-12 Juli di Lucerne, Swiss.
Meski kembali bisa memperbaiki catatan waktunya menjadi 7 menit 04,20 detik pada babak repechage (ronde tambahan untuk atlet yang gagal di penyisihan, red) namun inkonsistensi tersebut masih terlihat jelas. Hal itu lah yang akan coba dihindari pada kejuaraan dunia 2015 nanti.
"Karena masih baru bergabung tiga tahunan, daya tahan serta power-nya masih kurang. Kilometernya masih perlu ditambah terus," ungkap Corres.
Namun menurut pelatih 47 tahun tersebut jika nanti tim rowing Indonesia gagal merebut tempat Olimpiade Rio 2016 pada kejuaraan dunia 2015 di Prancis, PB PODSI masih memberikan dua kesempatan lagi.
Yakni pada ajang Asia Rowing Championship 2016 di Chungju, Korsel pada April serta World Rowing Championship 2016 di Lucerne, Swiss pada Juli. (mid/ady)