Usai Bunuh Neneknya, Remaja Ini Santai ke Sekolah
jpnn.com - MALANG-- Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Tatang Panjaitan mengungkap kronologi pembunuhan yang dilakukan ASR, 16, pada neneknya, Bertsy Susilowati, 91, warga Jalan Raya Bandulan No 4, Kecamatan Sukun.
Sebelumnya, hubungan nenek dan cucu itu memang tidak pernah akur. Betsy yang tidak setuju dengan pernikahan orang tua ASR, enggan mengakuinya sebagai cucu meski tinggal serumah. Menurut Tatang, pembunuhan tersebut berawal ketika ASR tidak bisa tidur pada Minggu malam lalu. Rupanya, dia menyimpan dendam yang membara.
''Malam itu dia (ASR, Red) sedang main handphone,'' ujarnya kemarin (23/2).
Selanjutnya, kata Tatang, ASR turun dari kamar di lantai atas. Dia mendatangi kamar neneknya di lantai bawah. Namun, sang nenek berada di kamar mandi. Lalu, ASR bersembunyi di balik pintu kamar neneknya.
Saat masuk ke kamar, korban dipukul ASR dengan menggunakan tangan kosong. Akibat pukulan tersebut, korban langsung terjatuh. Setelah itu, leher korban dicekik hingga lemas. Diduga, Bertsy tewas saat itu juga.
Untuk memastikan korban benar-benar tewas, ASR mengambil pisau dapur di belakang rumah. Lantas, dia menggorok leher korban dengan menggunakan pisau dapur tersebut. Setelah itu, ASR membuang mayat neneknya ke sungai yang berjarak sekitar 50 meter di samping rumah.
''Dia (ASR, Red) menyeret neneknya ketika kondisi jalan sepi. Itu dilakukan Senin dini hari. Setelah sampai di jembatan, jasad korban dilempar,'' ungkap Tatang.
''Setelah itu, pelaku membersihkan sebagian darah yang berceceran di rumah dan membasuh pisau dapur yang dipakai untuk menggorok korban,'' terang Tatang
Pagi harinya ASR berangkat ke sekolah seperti biasanya. Dia melakukan aksi sadis tersebut saat sang ayah terlelap. Sementara itu, kakak ASR (Andika) tidak berada di rumah karena tidur di rumah temannya.
Tidak lama kemudian, jasad korban ditemukan di antara tumpukan sampah sekitar satu kilometer dari lokasi pembuangan. Siang harinya identitas korban diketahui. Polisi melakukan olah TKP. ASR mengakui perbuatannya pada Senin malam setelah dibujuk untuk memberikan keterangan secara jujur.
Setelah membunuh, ASR juga mengambil cincin emas milik sang nenek. Cincin tersebut dijual Rp 850 ribu. Uangnya dihabiskan untuk makan, beramal, dan membayar utang. (zuk/c2/abm/c4/dwi/flo/jpnn)