Usai Disemprot Jokowi, Proyek Prestisius Berlanjut
jpnn.com - JAKARTA - Proyek pembangkit 25 ribu MW berlanjut. Hingga 2015 Mei lalu, proyek prestisius itu mencapai 24,9 persen. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat melayangkan protes karena pembangunan dinilai lambat.
Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan, ada 85 proyek pembangunan pembangkit listrik yang sedang berjalan. ’’Tim (Kementerian ESDM, Red) sudah menghitung. Kami juga memiliki data per proyek,’’ katanya di gedung DPR kemarin (21/6).
Data proyek diyakini valid karena saat ini ada sistem pelaporan online khusus untuk mega proyek itu. Sistem informasi dikelola Unit Pelaksanaan Program Pembangunan Ketenagalistrikan (UP3KN) dan PT PLN (persero).
Pencapaian juga dihitung berdasar asumsi kondisi ideal dalam tahap pembangunan proyek. Detailnya, bobot dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) plus persiapan lelang selama tiga bulan adalah lima persen.
Begitu siap lelang, bobot berarti sudah mencapai sepuluh persen. ’’Saat PPA (power purchase agreement, Red), bobot sudah setara dengan 25 persen penyelesaian,’’ ungkapnya.
Bobot penyelesaian proyek mencapai 40 persen ketika proyek sudah financial closing. Totalnya, satu proyek pembangkit listrik secara umum membutuhkan waktu 6–54 bulan dari awal hingga commercial operation date (COD) yang berarti 100 persen tuntas.
Proyek yang selesai paling singkat adalah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Gorontalo yang hanya membutuhkan waktu 6–12 bulan. Proyek yang paling lama adalah pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU Mulut Tambang di Sumatera Selatan dengan asumsi penyelesaian mencapai 54 bulan. (dim/jos/jpnn)