Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Usai Mencoblos di Yogyakarta, Prof Mahfud: Agak Repot

Rabu, 17 April 2019 – 13:37 WIB
Usai Mencoblos di Yogyakarta, Prof Mahfud: Agak Repot - JPNN.COM
Mantan Ketua MK Moh Mahfud MD dan keluarganya saat mendatangi TPS 105 Sambilegi Lor, Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu (17/4). Foto: Ridho Hidayat/JawaPos.com

jpnn.com, SLEMAN - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Moh Mahfud MD menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 105 Sambilegi Lor, Maguwoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu (17/4). Mahfud yang mendatangi TPS bersama keluarganya menilai pemungutan suara Pemilu 2019 lebih ribet ketimbang pesta demokrasi sebelumnya.

Menurut Mahfud, proses pemungutan suara berjalan lancar. Petugas di TPS tempatnya mencoblos juga dibekali pengetahuan memadai.

Baca juga: Prof Mahfud Sudah Tentukan Capres Pilihannya, Ini Pesannya buat Milenial

“Yang berbeda dengan pemilu sebelumnya, agak repot penghitungan bisa sampai pagi. Karena surat suara banyak, terus (dalam memilih) banyak calon yang belum dikenal harus berpikir dan mencari satu per satu membayangkan rekam jejak,” katanya.

Pakar hukum tata negara itu mengaku sempat mengumpulkan keluarganya sebelum beranjak ke TPS. Tujuannya adalah memberikan briefing kepada tiga anaknya terlebih dahulu.

Namun, Mahfud tak mau memberitahukan calon presiden ataupun calon anggota legislatif pilihannya kepada anak-anaknya. “Ini demokrasi, silakan pilih sendiri-sendiri,” katanya. Baca juga: Netralitas Mahfud 

Selepas mencoblos, Mahfud berencana ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Tokoh asal Madura itu mau menikmati suasana jalan-jalan di Yogyakarta yang tengah lengang.

“Setelah ini saya mau jalan-jalan saja melihat kelengangan kota. Mau lihat warung-warung ada yang buka atau tidak,” tuturnya.(jpc/jpg)

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Moh Mahfud MD menilai pemungutan suara Pemilu 2019 lebih ribet ketimbang pesta demokrasi sebelumnya.

Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News