Venezuela..Oh Venezuela...Nasibmu Kini
jpnn.com - CUCUTA – Situasi di Venezuela semakin memprihatinkan. Negara yang dulu selalu membanggakan kedaulatan ekonominya itu kini harus dibantu tetangga untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Pemerintah Venezuela terpaksa kembali membuka gerbang perbatasan dengan Kolombia Sabtu (16/7). Tujuannya tentu agar penduduknya bisa berbelanja ke negara tetangga tersebut.
Perbatasan itu sebenarnya sudah ditutup selama hampir setahun ini. Namun, area penyeberangan ke Kota Cucuta, Kolombia, tersebut dalam sebulan ini sudah dua kali dibuka. Tidak semua orang boleh menyeberang. Mereka yang menyeberangi perbatasan dicek satu per satu kelengkapan surat-suratnya.
Awalnya, pemerintah Venezuela mengumumkan bahwa gerbang perbatasan dibuka pada Minggu (17/7). Namun, karena banyak antrean, gerbang perbatasan lantas dibuka sejak Sabtu. Pada Sabtu gerbang dibuka selama 12 jam, sedangkan kemarin hanya 8 jam.
Sebanyak 35 ribu orang menyeberangi Jembatan Simon Bolivar menuju Kota Cucuta, Kolombia, per hari. Mereka membeli berbagai kebutuhan pokok seperti tepung, beras, gula, minyak, serta tisu toilet. Hujan yang mengguyur tidak membuat antrean berkurang.
Gerbang yang dibuka lebih awal itu membuat pelaku usaha di Kolombia terkejut. Namun, mereka senang karena kedatangan warga Venezuela menandakan bahwa sebentar lagi dagangannya laku keras. Sebab, setiap orang yang datang memborong stok untuk beberapa hari sekaligus.
’’Kami berusaha keras agar suplai kebutuhan untuk penduduk Venezuela yang menyeberangi perbatasan terpenuhi,’’ ujar Menteri Pertahanan Kolombia Luis Carlos Villegas. Dia menjamin stok bahan pangan dan kebutuhan lainnya di Cucuta tidak akan kurang meski banyak penduduk Venezuela yang memborong di berbagai toko.
Gubernur Tachira, Venezuela, Jose Vielma menegaskan bahwa Presiden Nicholas Maduro mendukung dibukanya perbatasan tersebut. Sebelum ditutup untuk umum pada Agustus 2015, perbatasan itu setiap hari dilewati 100 ribu orang. Kini gerbang tersebut hanya dibuka untuk orang-orang tertentu. Yaitu, pelajar, orang-orang yang sakit dan butuh perawatan, serta relawan. (AFP/BBC/The Guardian/sha/c15/kim/dil/jpnn)