Wabah MERS Intai Jamaah Umroh
Menyebar dari Jeddah ke Makkah dan Madinahjpnn.com - JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mendapatkan alarm dari WHO (World Health Organization) terkait peningkatan penyebaran penyakit MERS (sindrom pernafasan Timur Tengah) di Arab Saudi. Invasi penyakit yang disebabkan virus Corona itu, kini merembet dari Jeddah menuju Makkah dan Madinah.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi akhir pekan lalu melaporkan ada lima pasien MERS meninggal dunia. Dengan perkembangan ini, maka MERS sudah terdeteksi menyebar mulai dari Riyadh, Jeddah, hingga Makkah dan Madinah.
Sejak September 2012 lalu, 92 orang telah meninggal akibat MERS di Arab Saudi. Selain itu ada 313 orang yang dirawat.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, warning dari WHO itu sampai keluar karena ada lima faktor penting.
Pertama adalah, MERS yang awalnya dilaporkan hanya di Jeddah (kota transit haji dan umrah), kini juga dilaporkan ada kasus di Makkah dan Madinah. Dua kota ini merupakan titik utama pelaksanaan ibadah umrah dan haji.
"Untuk Indonesia, peringatan dari WHO itu menjadi amat penting. Karena semua adalah kota yang dikunjungi jamaah umrah," jelas dia kemarin.
Faktor kedua adalah kasus penularan MERS pada petugas kesehatan rumah sakit terus terjadi dari pasien yang sedang dirawat. Dari kecenderungan ini, sekarang perlu dilakukan pengamatan penting tentang pola penularan antarmanusia.
Faktor ketiga adalah dilaporkannya kasus jamaah umrah warga negara Turki yang baru datang dari Arab Saudi. Kasus ini menjadi perhatian, karena sebelumnya penyakit MERS hanya diderita masyarakat umum atau pengunjung yang bukan jamaah umrah.
Faktor keempat adalah, laporan untuk penularan di kawasan Asia Tenggara bertambah. Sebelumnya dilaporkan ada warga negara Malaysia yang terjangkit virus itu. Tjandra mendapatkan informasi saat ini juga ada warga Filipina yang suspect MERS. "Ini artinya kasus di Asia Tenggara bertambah," kata Tjandra.
Negara lain yang baru-baru ini melaporkan kasus MERS antara lain Jordania, Yunani, serta Prancis. Dengan semakin banyaknya negara yang mendapati kasus MERS itu, maka kewaspadaan terjadinya pandemic MERS di dunia menjadi perhatian WHO.
Faktor kelima adalah, peningkatan signifikan kasus MERS di kawasan Uni Emirat Arab (UEA). Tjandra mengatakan pemerintah waspada karena di kawasan UEA dan Arab Saudi banyak WNI yang bekerja. Tidak menutup peluang para WNI itu bisa membawa penyakit MERS ke Indonesia.
Terkait peningkatan status penyebaran penyakit MERS ini, Ditjen P2PL Kemenkes telah menerbitkan edaran dan penyuluhan agar jamaah umrah selalu menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain itu mereka juga dihimbau segera berobat jika ada keluhan demam dan gangguan pernafasan. "Baik ketika masih ada di Arab Saudi maupun dalam kurun waktu 2 minggu setelah kembali ke tanah air," terang Tjandra.
Tindakan berikutnya adalah telah dilayangkan edaran kewaspadaan kepada seluruh Sistem Informasi Manajemen (SIM) Kesehatan Pelabuhan di seluruh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di penjuru Indonesia. Kemenkes juga terus berkoordinasi dengan dinkes provinsi, rumah sakit rujukan, dan asosiasi perjalanan umrah.
Selain itu Tjandra mengatakan ia telah berkoordinasi dengan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemanag) dan Ditjen kawasan Timur Tengah Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk mencari tindakan tepat.
Meskipun begitu belum ada travel warning untuk bepergian ke Arab Saudi. Saat ini Kemenlu sebatas menyebarkan himbauan kepada WNI terkait merebaknya MERS di kawasan Arab Saudi. (wan/kim)