Waduh, 2019 Indonesia Jadi Importir Gas
jpnn.com - JAKARTA - Indonesia terancam mulai mengimpor gas pada 2019. Belum meratanya infrastruktur gas mengakibatkan produksi lebih banyak diekspor. Pada 2014 nilai ekspor yang dibukukan mencapai USD 17 miliar atau Rp 229 triliun.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Wiratmaja Puja menyatakan, impor perlu dilakukan karena pemerintah makin agresif dalam membangun jaringan gas. Di sisi lain, produksi sudah terikat dengan kontrak ekspor. Selain itu, menurut neraca gas Indonesia 2014–2030, produksi diperkirakan menurun.
’’Pada 2019 kira-kira Indonesia mulai mengimpor. Saat kebutuhan naik, infrastruktur mulai terbangun, kami butuh gas tambahan,’’ jelasnya di konvensi ke-40 Indonesia Petroleum Association (IPA) di JCC Senayan kemarin (25/5).
Dalam neraca kementerian, pada 2019 Indonesia membutuhkan impor gas sampai 1.777 BBTUD (billion British thermal unit per day). Meski impor gas sudah di depan mata, Kementerian ESDM tidak mau sembarangan.
Wirat ingin, gas yang diproduksi terserap dalam negeri terlebih dulu. Apalagi, saat ini pemerintah makin gencar membangun jargas (jaringan gas). Selain itu, berbagai fasilitas seperti FSRU juga akan dibangun.
’’Di beberapa tempat segera dilakukan pembangunan. Ada pula terminal LNG,’’ katanya. Selain Lampung, ada Cilegon, Bali, dan beberapa tempat lain dalam timeline pembangunan. Dia memastikan, proyek-proyek tersebut berjalan karena sudah ditengok. (dim/jos/jpnn)