Warisan Miliaran, tapi Tak Sampai Berebut
Senin, 13 September 2010 – 09:33 WIB
Ya, apa yang diungkapkan Indah memang benar. Keadilan tidak hanya bersumber pada hal-hal yang berwujud material. Juga ada keadilan batiniah. Kustoro mampu memiliki istri sampai sembilan orang tentu bukan hanya berkaitan dengan kekayaan yang dimilikinya. Dia juga harus mampu memberikan nafkah batin yang adil bagi semua istrinya. Lalu, ketika Kustoro sudah meninggal, secara material mungkin kebutuhan mereka masih terpenuhi. Tapi, secara batin tentu tidak terpenuhi.
Layaknya istri yang ditinggal mati suami, menikah lagi adalah pilihan yang manusiawi. Ini mengingat mereka juga membutuhkan nafkah batin. Ina Wiganti menyatakan, saat ini belum ada keinginan dari dirinya maupun istri-istri Kustoro lainnya untuk menikah lagi. "Saya sekarang memang belum ada pikiran itu. Tapi, ke depannya siapa tahu. Karena, jodoh, rezeki, dan mati ada di tangan Tuhan. Kalau Tuhan memberi saya jodoh, saya tidak bisa menolak," urai wanita 46 tahun itu.
Mengenai keadilan memberikan nafkah batin, Ina menuturkan bahwa Kustoro bisa melakukannya terhadap sembilan istrinya. Tapi, rasa keadilan mereka sempat terusik saat Kustoro menyampaikan niatnya untuk memiliki istri kesepuluh. Apalagi, umur wanita yang akan diperistri itu baru sekitar 30 tahun dan masih cantik. Ketika itu dirinya dan delapan istri Kustoro pun kompak menentang rencana itu. Akhirnya, sang suami pun membatalkan niatnya kembali "bertualang?, hingga akhirnya dia meninggal dunia. (c2/kum)