Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Waspadai Munculnya ideologi Pengganti Pancasila

Kamis, 15 Maret 2018 – 08:20 WIB
Waspadai Munculnya ideologi Pengganti Pancasila - JPNN.COM
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menyampaikan orasi politik saat Milad Akbar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-54 di Yogyakarta, Rabu (14/3) malam. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, YOGYAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan semua elemen masyarakat untuk mewaspadai munculnya paham dan ajaran yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain.

Politikus Partai Golkar ini menegaskan negara Pancasila adalah bentuk ideal dan sudah final bagi bangsa Indonesia. Karena itu, dia menekankan paham lain seperti munculnya ideologi khilafah atau ancaman bangkitnya kembali ideologi komunisme harus dicegah.

Menurut dia, jika taruhannya adalah ideologi Pancasila, tegaknya NKRI serta persatuan dan kesatuan bangsa, maka tidak boleh ada keraguan sedikitpun untuk menyatakan sikap dengan tegas.

“Ideologi Pancasila harga mati. Karena itu harus kita jaga dan kita pertahankan walaupun dengan pengorbanan jiwa dan raga,” kata Bamsoet saat orasi politik di Milad Akbar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-54 di Yogyakarta, Rabu (14/3) malam.

Kendati demikian, Bamsoet mengingatkan perbedaan pandangan tidak serta merta harus diselesaikan dengan cara demonstrasi yang membabi buta dan kekerasan. Cara itu, kata Bamsoet tidak boleh lagi dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

Dia lebih menekankan dialog dan musyawarah harus menjadi jalan utama dalam menyelesaikan konflik dan perbedaan. "Dahulukan cara dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Kalau tidak bisa juga, biarkan hukum menjadi jalan terakhir. Di situlah sejatinya kehidupan demokrasi yang berkeadaban,” papar Bamsoet.

Mantan ketua Komisi III DPR ini mengungkapkan terjadinya polarisasi dan fragmentasi di masyarakat sebagai dampak dari pertarungan dalam Pilkada. Munculnya politik identitas dengan menggunakan isu SARA dapat mengancam keutuhan bangsa. Pembangunan tidak boleh dibebani oleh masalah-masalah politik serta isu SARA yang tidak produktif. Apalagi, sampai mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

“Politik zaman now harus jauh dari penggunaan isu-isu SARA yang jelas hanya akan memecah belah persatuan bangsa,” ungkapnya.

Bamsoet mengajak semua pihak untuk berjuang bersama mengatasi kesenjangan sosial yang masih terjadi di masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close