Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Water Birth Justru Ancam Keselamatan Bayi

Rabu, 07 Mei 2014 – 15:36 WIB
Water Birth Justru Ancam Keselamatan Bayi - JPNN.COM

jpnn.com - TEKNIK melahirkan di air atau yang biasa disebut dengan water birth makin populer karena diklaim bisa mengurangi rasa sakit. Namun para ilmuwan di Amerika Serikat menemukan tidak ada cukup bukti bahwa teknik ini bermanfaat, malah bisa membahayakan bayi.

Sebuah penelitian menunjukkan 12 persen kelahiran yang dilakukan di air berujung pada perawatan khusus. Tidak ada satupun dalam penelitian itu, bayi yang dilahirkan bukan di air, yang juga membutuhkan perawatan semacam itu. Artinya, risikonya lebih besar pada kelahiran di air.

Selain itu, para ilmuwan juga mengumpulkan beberapa laporan yang mengkaitkan water birth dengan infeksi yang berasal dari air kotor, perdarahan serius, maupun gangguan pernapasan pada bayi. Dalam beberapa kasus, bayi meninggal atau hampir meninggal karena tenggelam.

"Meski belum ada bukti juga bahwa water birth berbahaya, dokter kandungan di AS mewaspadai dan menginginkan penelitian yang lebih berkualitas sebelum mereka memastikan metode ini benar-benar aman," kata penulis buku kehamilan Bumpology, Linda Geddes, seperti dilansir laman DailyMail, Selasa (6/5).

Popularitas water birth belakangan ini meningkat di berbagai negara, termasuk di Inggris. Diperkirakan 1 dari 100 perempuan masa kini pernah menggunakan teknik water birth saat melahirkan, sedangkan di Inggris sendiri angkanya mencapai 7.000 orang/tahun.

Sebelumnya, Royal College of Midwives dan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists mengatakan bahwa metode ini boleh dijadikan pilihan selama kehamilannya normal dan tidak ada komplikasi. Namun agaknya, para dokter kini mulai berhati-hati untuk merekomendasikannya. (fny/jpnn)

TEKNIK melahirkan di air atau yang biasa disebut dengan water birth makin populer karena diklaim bisa mengurangi rasa sakit. Namun para ilmuwan di

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News