WN Arab Pembuat Lelucon Bom Diizinkan Naik Pesawat Lagi
jpnn.com, BALI - Lima warga negara Arab Saudi yang sempat diamankan petugas keamanan Bandara Ngurah Rai karena dianggap berbicara soal bom dalam pesawat Lion Air JT 015 tujuan Jakarta, Rabu (8/3) akhirnya dilepaskan.
Kelima wisatawan asal Arab Saudi itu terbang ke Jakarta menggunakan pesawat AirAsia QZ 7511 dari Ngurah Rai, Kamis (9/3) pukul 09.20 waktu Indonesia tengah (WITA).
Kabid Humas Polda Bali AKBP Hengky Widjaja mengatakan, lima WN Arab Saudi yang sempat diamankan itu adalah Aljohani Dakheelallah, Alharazi Abdul Majeed, Qasemali Saed, Alharbi Kamel Hashim dan Allihaby Yusof. “Ini bukan rombongan Raja Arab,” katanya.
Menurut Hengky, kelima WN Arab Saudi berasal dari Mekah dan Madinah. Mereka merupakan wisatawan yang akan berkunjung ke Filipina.
Kapolda Bali Irjen Petrus Golose juga terlibat langsung dalam pemeriksaan atas kelima pria asing itu. “Hasil interogasi langsung oleh Kapolda, WNA tersebut tidak ada niat sungguhan, melainkan kelakar,” pungkas Hengky.
Sebelumnya diberitakan, penumpang Lion Air JT 015 warga negara Filipina bernama Kliengene Bohol mengaku mendengar Aljohani mengucapkan kalimat bahwa pesawat tujuan Jakarta itu akan meledak setelah take off. Aljohani duduk di kursi nomor 21D, sedangkan Bohol di kursi 21F.
Bohol akhirnya melaporkan hal itu ke kru penerbangan yang meneruskannya ke pilot. Selanjutnya, pilot atas nama Captain Shahreza meneruskan informasi itu ke petugas keamanan Ngurah Rai dan membatalkan penerbangan ke Jakarta meski pesawat sudah berada di taxi way.
Hingga akhirnya Aljohani dan keempat rekannya sesama wisatawan Arab Saudi diperiksa keamanan bandara. Sekitar pukul 21.00 WITA, mereka diboyong ke sebuah hotel di kawasan Tuban, Kuta untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi bahkan langsung turun tangan setelah mendengar kabar tentang warganya yang diamankan otoritas Bandar Ngurah Rai Bali, Rabu (8/3) malam. Ternyata, ucapan Aljohani telah menimbulkan kesalahpahaman.(dre/radarbali/jpg)