WNI di Jepang Terpukul Kematian Shinzo Abe, Ini Kata Mereka soal Abe-san
Hal sama juga dirasakan Laily (29) yang mengaku terbantu dengan kebijakan Abe, yakni bantuan langsung tunai senilai 100.000 yen (Rp13 juta) per orang bagi seluruh warga di Jepang tak terkecuali warga asing saat pandemi COVID-19 pada 2020.
“Sedih, kehilangan sosok yang baik sama pekerja asing,” ujar pekerja WNI yang sudah bermukim selama tujuh tahun di Jepang itu.
Senada, mahasiswa S3 Universitas Tokyo Ardhi Adhary Arbain juga mengaku kebijakan Abe saat COVID-19 itu sangat membantu.
“Yang paling terasa sih pas pandemi corona 2020. Waktu itu kita orang asing dapat bantuan 100.000 yen per anggota keluarga, disamakan dengan orang Jepang,” katanya.
Sementara itu, WNI di Tokyo Kuswan Wahju Murianto menyayangkan kepergian Abe karena pembunuhan. Baginya, kebijakan Abe cukup berpihak pada terutama negara-negara Asia.
Menurut dia, sejumlah program pertukaran pemuda antara warga Jepang dan ASEAN yang dikenal dengan nama Jenesys 2.0 dan Cool Japan merupakan kebijakan Abe yang sangat membawa dampak positif bagi Jepang dan negara-negara di Asia, terutama di bidang pendidikan dan pariwisata.
“Orang-orang Jepang saat ini bisa bekerja, terutama di musim panas boleh tanpa pakai dasi juga berkat kebijakan Cool Biz dan Warm Biz Abe. Walaupun Warm Biz tidak begitu sukses, tetapi Cool Biz sangat sukses da berhasil mengubah pola kerja di Jepang yang selama ini terlalu kaku, harus berjas dan berdasi,” kata warga yang sudah tinggal di Jepang selama lebih dari dua dekade itu.
Mantan PM Abe tertermbak saat sedang melakukan kampanye pemilihan Upper House, Nara, Jumat (8/7) sekitar pukul 11.00 waktu setempat (09.00 WIB). Abe langsung dilarikan ke rumah sakit dan diberitakan dalam kondisi kritis kemudian dinyatakan meninggal dunia.