Wow, Dokter Suka Peras Pengusaha Obat !
Pengakuan Dirut PT. Kimia Farma di BandungSenin, 11 Oktober 2010 – 21:41 WIB
BANDUNG - Direktur Utama PT Kimia Farma Syamsul Arifin mengaku pengusaha farmasi sering 'diperas' oleh para dokter. Jika tidak mengikuti kehendak para dokter, akibatnya produk dari perusahaan farmasinya ditolak. "Industri farmasi berat loh. Banyak yang suka dimintai macam-macam. Alasannya untuk biaya promosilah, seminar, workshop, dll. Kalau dilawan, industri farmasi yang kena getahnya," aku Syamsul dalam workshop bertajuk persaingan usaha di industri farmasi,di Bandung, Senin (11/10). Secara tersirat, Syamsul menggambarkan adanya jaringan terselubung dalam industri kimia. Produsen obat akan mendapatkan porsi yang lebih besar jika bisa menservice dokternya dengan baik. "Memang ini sulit dibuktikan, tapi di lapangan memang ada. Kalau obat generik tidak bisa, wong dikasi murah saja pasiennya tidak mau," ujarnya.
Permintaan para dokter yang bisa dideteksi adalah bila ada seminar. Di area kegiatan seminar, panitianya menyediakan counter-counter untuk disewakan. "Biasanya counter yang mahal itu dekat pintu masuk. Parahnya itu ditenderkan dengan harga tinggi. Kalau yang standar Rp5 juta, yang dekat pintu masuk ditender 10 kali lipat. Makanya dengan dana surplus tersebut, para dokternya melaksanakan pembubaran panitia di luar negeri dengan mengajak anak-istrinya. Nah yang begini ini justru merusak usaha farmasi," tegasnya.
Namun, pernyataan ini dibantah Sekjen IDI Slamet Budiarto. Dia mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan tentang masalah tersebut. Kalaupun dokter membuat seminar dengan bantuan dana pengusaha farmasi, dana itu tidak digunakan untuk hura-hura. "Kan itu tidak ada buktinya, karena setahu saya yang dokter terima itu sedikit. Bisa saja dana itu larinya ke pos lainnya," kilah Slamet yang dihubungi usai workshop. (esy/jpnn)