Yakinlah, Kapolri Tak Mungkin Beriktikad Buruk ke Umat Islam
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas meyakini Kapolri Jenderal Tito Karnavian tidak beriktikad buruk terkait pernyataannya tentang keberadaan ormas-ormas Islam selain Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang dianggap membahayakan. Dalam penilaian Yaqut, pernyataan Tito hanya untuk menyampaikan pengakuan bahwa dua ormas Islam itu memiliki jasa besar bagi Indonesia.
"Saya yakin enggak ada iktikad buruk. Dia kan cuma bilang, ormas yang paling berjasa itu dua, NU dan Muhammadiyah. Sejarah kan memang mencatat itu," ujar Yaqut di Jakarta, Kamis (1/2).
Pria asal Rembang yang akrab disapa dengan panggilan Gus Yaqut itu menambahkan, penggunaan kata "paling" dalam konteks ucapan Tito tidak menafikan bahwa ormas-ormas Islam lain juga berjasa dalam mendukung kemerdekaan. Namun, sambung Gus Yaqut, mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu hanya hendak menegaskan bahwa NU dan Muhammadiyah telah berjuang dengan segenap sumber daya yang ada.
"Semua berjasa. Tapi karena NU dan Muhammadiyah ormas Islam terbesar dan tertua, maka digunakanlah istilah paling berjasa," ucapnya.
Karena itu, Gus Yaqut menilai Tito tidak perlu mengeluarkan permintaan maaf pada umat Islam atas pernyataannya. Sebab, tidak ada yang salah dalam pernyataan Tito.
"Saya juga umat Islam tapi enggak merasa disalahkan kok. Lagian apa yang perlu diklarifikasi, semua sudah klir," kata Gus Yaqut.
Sebelumnya, pernyataan Tito soal NU dan Muhammadiyah yang berjuang dalam kemerdekaan RI viral di media sosial. Dalam video tersebut, Tito memerintahkan jajarannya untuk bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah. Alasannya, organisasi itu adalah pendiri negara.
Markas Besar Polri sudah mengklarifikasi hal ini. Kepala Biro Penmas Polri Brigjen M Iqbal mengatakan video itu sudah dipotong. Akhirnya, kalimat yang dipotong-potong itu membuat isi pidato Tito tidak tersampaikan dengan baik.(gir/jpnn)