Yenny Yakin Prabowo Ikhlas
jpnn.com - JAKARTA - Wacana islah nasional terus mendapatkan gaungnya. Kemarin giliran putri almarhum Gus Dur, Yenny Wahid yang mengutarakannya.
Menurutnya, seruan dalam pidato capres terpilih Joko Widodo untuk mengucapkan salam tiga jari, yakni Persatuan Indonesia, harus ditindaklanjuti.
"Apa pun nanti perkembangan Pilpres ke depan, sebaiknya memang harus dilakukan islah nasional. Jangan sampai Indonesia terpecah hanya gara-gara Pilpres," kata ibu tiga anak tersebut.
Dalam kesempatan kemarin, Yenny juga mengucapkan selamat kepada pasangan Jokowi-Jusuf Kalla yang pada Selasa (22/7) lalu ditetapkan KPU sebagai pemenang Pilpres 2014.
Dikatakan Yenny, pihaknya sangat yakin bahwa Prabowo akan ikhlas menerima hasil Pilpres. "Seperti yang pernah diucapkan almarhum bapak (Gus Dur, Red), Prabowo akan ikhlas menerima hasil Pilpres," tegasnya.
Makanya, untuk itu, dia mengajak kepada semua elemen yang peduli untuk menggelar islah nasional. "Entah itu NU, entah itu Muhammadiyah, pokoknya siapa pun yang concern terhadap masalah ini mari bergandengan tangan untuk memfasilitasi islah," imbuhnya.
Yenny juga menanggapi soal rencana Prabowo yang menyatakan terus melawan keputusan KPU tersebut. Menurutnya,hal tersebut merupakan biasa. Bahwa ketidakpuasan dan kekecewaan seusai bertanding itu adalah hal yang normal.
"Di Amerika, Al Gore vs George W. Bush Jr juga sampai ke pengadilan. Meski kemudian, Al Gore ikhlas dan mengucapkan selamat meski jumlah suaranya lebih besar, dan kalah di electoral votes," terangnya.
Jadi, kalau sampai akhirnya pihak Prabowo membawa masalah ini sampai ke pengadilan, maka itu bukan hal yang meresahkan. "Sepanjang berada di jalur konstitusional, maka sebaiknya ya harus didukung," tandasnya.
Apalagi, Prabowo dalam pernyataannya menggarisbawahi pendukungnya untuk tidak melakukan kekerasan dan tak bertindak anarkis.
Yenny mengungkapkan optimismenya, bila sampai akhirnya menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK), maka semuanya akan bisa menerima hasilnya. "Saya yakin semuanya akan legowo," tambahnya.
Untuk itu, Yenny juga menyerukan kepada kedua belah kubu (termasuk pendukungnya) untuk sama-sama menahan diri. Kepada pendukung Jokowi, Yenny meminta untuk tidak ngasorake (merendahkan). "Juga jangan umuk (sombong)," katanya.
Selain itu, perempuan yang juga Direktur The Wahid Institute tersebut mengatakan bahwa pemenang sesungguhnya adalah rakyat Indonesia. "Bila di negara-negara lain, apatisme politik warganya meningkat, sementara di Indonesia justru naik semangatnya," terangnya.
Namun, Yenny mengingatkan bahwa pesta demokrasi telah usai."Sekarang saatnya menanggalkan baju dukungan dan bergandengan tangan kembali. Untuk membangun Indonesia yang lebih baik ke depannya," katanya. (ano)