Yuk Belajar Bisnis Berjangka Komoditi
jpnn.com - MEDAN - Transaksi perdagangan berjangka komoditi (PBK) terus menunjukkan tren kenaikan. Namun, sejauh ini angkanya belum signifikan.
Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Marthin Simanungkalit mengungkapkan, volume PBK pada 2015 baru mencapai 6,5 juta lot. Dari jumlah itu, sekitar 1,3 juta lot merupakan transaksi multilateral (komoditi primer), sedangkan 5,2 juta lot merupakan transaksi bilateral (SPA-sistem perdagangan alternatif).
"Dari angka tersebut, transaksi perdagangan multilateral menunjukkan kecenderungan pertumbuhan yang lebih besar. Yakni 15,47 persen dibanding dengan pertumbuhan transaksi SPA sebesar 7,11 persen," ujar Marthin, Minggu (1/5).
Menurutnya, capaian di bidang PBK itu dirasa masih kurang maksimal. Karena itu Bappebti akan terus mendorong agar Indonesia bisa menjadi acuan harga komoditi dunia.
Salah satu cara yang ditempuh Bappebti adalah mensosialisasikan PBK kepada masyarakay. Karenanya, Bapebbti pada Jumat (29/4) lalu menggelar mensosialisasikan PBK kepada sekitar 150 mahasiswa dan akademisi di Universitas HKBP Nommensen, Sumatera Utara.
"Mahasiswa perlu memahami perdagangan berjangka komoditi, karena beberapa tahun ke depan mereka akan menjadi pelaku PBK. Begitu juga akademisi akan jadi motor pengerak PBK,” ujar Marthin.
Selain mensosialisasikan PBK, Bappebti juga juga menjalin kerja sama dengan pihak lain. Salah satunya adalah Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) yang akan memberi bantuan berupa enam unit komputer sebagai sarana pembelajaran dalam program yang dinamai Futures Trading Learning Center.(gir/jpnn)