1 dari 8 Jenazah Korban Kebakaran Lapas Tangerang Teridentifikasi Melalui Gigi Patah

Senin, 13 September 2021 – 16:40 WIB
Sespusdokkes Polri Kombes Pol Pramujoko saat menjelaskan proses identifikasi delapan jenazah korban kebakaran Lapas Kelas I Tangerang di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Senin (13/9). Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA TIMUR - Tim DVI (disaster victim identification) RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur mengidentifikasi delapan jenazah korban tragedi kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang, Senin (13/9).

Delapan jenazah korban kebakaran itu ialah Anton Bin Idal (35), Lim Angie Sugianto Bin Go Shong Weng (68), Sarim Bin Harkam (56), Rezkil Khairi Bin Nursim (23), Sumatri Jayaprana Bin Darman (35).

BACA JUGA: Tim DVI Identifikasi 8 Jenazah Korban Kebakaran Lapas Tangerang, 1 di Antaranya Warga Portugal

Lalu, I Wayan Tirta Utama Bin Nyoman Sami (36), Petra Ekan Bin Suhendar (25), dan Ricardo Ussumane Embalo Bin Antonio Embalo (51) warga negara Portugal.

Sespusdokkes Polri Kombes Pol Pramujoko menjelaskan proses identifikasi kedelapan jenazah korban kebakaran Lapas Tangerang tersebut.

BACA JUGA: Rocky Gerung Melawan Sentul City, Ruhut: Memangnya Dia Jagoan?

Pertama jenazah bernomor 0028/RSPOL/0015 yang bernama Embalo Bin Antonio Embalo (51) warga negara Portugal. Mulanya, tim DVI mendapatkan kiriman profil DNA korban langsung dari Porto, Portugal.

Pramujoko menjelaskan, profil DNA itu merupakan milik ayah korban bernama Anthonio Embalo. Setelah dilakukan pengecekan dan pemeriksaan ternyata cocok dengan DNA milik korban.

BACA JUGA: Peti Jenazah Pujiyono Dimasukkan ke Ambulans, Ada Perempuan Menangis

"Jadi, jenazah 0015 ini teridentifikasi sebagai Ricardo Ussumane Embalo bin Antonio Embalo," kata Pramujoko saat jumpa pers di RS Polri, Senin siang.

Selanjutnya, jenazah korban Lim Angie Sugianto Bin Go Shong Weng teridentifikasi melalui kecocokan DNA pembanding dari ibunya.

Selanjutnya, jenazah korban Sarim Bin Harkam juga teridentifikasi setelah adanya kecocokan DNA dengan ibu kandung.

Kemudian untuk bernama Rezkil Khairi teridentifikasi melalui dua cara, yakni dengan pemeriksaan giginya yang patah serta DNA pembanding ayahnya bernama Nursim.

"Kalau kita lihat depannya putus atau patah sebelah, ini cocok sekali dengan jenazah ini," jelas Pramujoko sembari menunjukkan foto kepada awak media.

Proses identifikasi jenazah korban bernama Sumatri Jayaprana juga dilakukan dengan DNA pembanding dari ibu kandung.

BACA JUGA: Anies Tercebur ke Got, Ruhut Sitompul: Jadi Capres pun Saya Rasa Susah

"I Wayan Tirta Utama, Ini teridentifikasi berdasarkan DNA dengan sampel pembanding dari anak kandungnya bernama Niloh Ayu Setianingsing. Di samping itu kita bisa mengidentifikasi dari gigi yang didapat," ujar Pramujoko.

Terakhir, jenazah korban bernama Petra Ekan teridentifikasi melalui DNA dan sampel pembanding dari ayah, sedangkan jenazah Anton teridentifikasi melalui sidik jari.

Kapus Inafis Bareskrim Polri Kombes Mashudi mengatakan proses identifikasi jenazah Anton juga dilakukan dengan penelusuran dan mencari data pembanding dari pihak lapas.

Tim DVI kemudian melakukan pembandingan secara manual atas sidik jari jempol kiri yang didapat dari Posmorton.

"Kami meyakini bahwa jenazah yang kami lakukan pemeriksaan adalah atas nama Anton," tutur Mashudi. (cr3/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler