jpnn.com, MALINAU - Kasus seorang warga berinisial LH tewas tertembak oknum Brimob Kompi 4 Yon A Pelopor Malinau pada Minggu (5/2) mendapat perhatian Polda Kalimantan utara (Kaltara).
LH tewas tertembak oleh oknum Brimob Kompi 4 Yon A Pelopor Malinau berinisial Brigpol W saat penangkapan terduga pengedar narkoba.
BACA JUGA: 1 Warga Tewas, Begini Situasi di Polres Malinau yang Sempat Digeruduk Massa
Wakapolda Kaltara Brigjen Kasmudi bahkan mendatangi rumah korban di Malinau pada Minggu malam.
Brigjen kasmudi mendatangi rumah duka didampingi Kapolres Malinau AKBP Andreas Deddy Wijaya dan Bupati Malinau Wempi W. Mawa.
BACA JUGA: Warga Malinau yang Tewas Tertembak Polisi Diduga Pengedar Narkoba
"Kapolda Kaltara dan jajaran akan serius menangani masalah ini," kata Kasmudi di hadapan keluarga korban.
Keseriusan itu menurut Brigjen Kasmudi, dibuktikan dengan kehadirannya ke Malinau dan menemui keluarga korban.
BACA JUGA: Heboh Anak Pejabat di Jambi Kecelakaan Seusai Digerebek saat Pacaran, Bu Retno Berkata Begini
"Itu kami yakinkan dengan kehadiran saya dan niat baik pimpinan Polri untuk memberikan kepastian hukum kepada keluarga bahwa Polda Kaltara akan menindaklanjuti kasus ini secara profesional,” tuturnya.
Kedatangan wakapolda Kaltara itu sebagai respons dan tindak lanjut atas kesepakatan antara Kapolres Malinau, Bupati Malinau dan unsur masyarakat adat bahwa masalah ini akan diproses dengan serius.
Kedatangan Wakapolda Kaltara Brigjen Kasmudi ke rumah duka Almarhum LH juga mendapat tanggapan positif dari pihak keluarga korban.
Pihak keluarga menyampaikan beberapa tuntutan, salah satunya meminta kasus ini diproses secara profesional dan transparan, serta pelaku penembakan dihukum seberat-beratnya.
Sebelumnya, Kapolres Malinau AKBP Andreas Deddy Wijaya juga sudah menyampaikan bakal mengusut tuntas kasus penembakan itu.
Pihak Polres Malinau juga akan transparan menyampaikan hasil pemeriksaan oknum Brimob kepada publik.
Andreas juga meminta keluarga korban dan masyarakat Kabupaten Malinau jangan terprovokasi dengan informasi yang belum diketahui kebenarannya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam