10 Hal Penting seputar Asesmen Nasional 2021

Minggu, 11 Oktober 2020 – 08:08 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan soal Asesmen Nasional 2021. Ilustrasi Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan mengenai Asesmen Nasional 2021, yang merupakan pengganti Ujian Nasional alias UN.

Berikut poin-poin penjelasan Mendikbud Nadiem Makarim beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Pertanyaan Dian Sastro Membuat Nadiem Makarim jadi Sangat Sedih

Pertama, terdapat perubahan mendasar pada Asesmen Nasional, yakni tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu.

Namun mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

BACA JUGA: Nurbaitih Yakin Nadiem Tuntaskan Masalah Guru Honorer K2 dan Tenaga Kependidikan

Kedua, potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil asesmen nasional ini kemudian menjadi cermin untuk melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia. Begitu kalimat Mendikbud Nadiem Makarim dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (7/10).

Ketiga, Asesmen Nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah.

BACA JUGA: Benarkah Ada Aturan Bonus 5 Kali Gaji di UU Cipta Kerja?

Keempat, Asesmen Nasional 2021 terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Kelima, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif, yaitu literasi dan numerasi.

Dua aspek kompetensi minimum itu, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka tekuni di masa depan.

"Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran, karena justru membantu murid mempelajari bidang ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan dalam bentuk angka atau secara kuantitatif," papar Mendikbud Nadiem Makarim.

Keenam, survei karakter dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.

"Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif," tambah Mendikbud.

Ketujuh, survei lingkungan belajar untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.

Kedelapan, Asesmen Nasional 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah dan murid.

"Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya," kata Mendikbud Nadiem Makarim.

Kesembilan, Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah.

Kesepuluh, Nadiem Makarim mengatakan, “Sangat penting dipahami terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua bahwa asesmen tahun 2021 tidak memerlukan persiapan khusus maupun tambahan yang justru akan menjadi beban psikologis tersendiri. Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel khusus demi Asesmen Nasional." (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler