jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Nurbaitih merasa yakin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mampu menuntaskan masalah guru honorer K2 dan tenaga kependidikan.
Bukan hanya honorer K2, non-K2 juga bakal diselesaikan Nadiem Makarim mulai 2021.
BACA JUGA: Beredar Informasi yang Membuat Honorer K2 Lulus PPPK Kecewa
"Saya yakin Mas Nadiem akan menyelesaikan masalah guru honorer K2 dan tenaga kependidikan di 2021. Dan, itu sudah dibuktikan lewat anggaran yang tertata dalam RAPBN 2021," kata Nurbaitih dalam Podcast JPNN.com di YouTube, Jumat (25/9).
Di mata Nur, sapaan karib Nurbaitih, Nadiem bukanlah sosok pejabat yang suka obral janji.
BACA JUGA: Nurbaitih Ungkap 2 Menteri yang Berperan Dalam Perjuangan Honorer K2
Selama menjabat menteri, Nadiem Makarim selalu menepati janjinya.
Salah satunya adalah pemberian kuota internet bagi siswa dan guru untuk pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ) selama pandemi COVID-19.
BACA JUGA: PA 212 Serukan Semua TV Putar Film G30S/PKI
Janji Nadiem Makarim itu kini bisa dinikmati guru-guru honorer maupun siswa.
"Alhamdulillah, saya dan teman-teman guru sudah dapat kuota internetnya. Anak saya juga," ujarnya semringah.
Itu sebabnya Nur optimistis, keinginan Nadiem menuntaskan masalah guru honorer dan tenaga kependidikan secara keseluruhan akan direalisasikan walaupun bertahap sesuai kemampuan keuangan negara.
"Saat saya bertemu Mas Menteri usai rapat kerja belum lama ini, saya rasakan kalau beliau serius untuk menyelesaikan masalah guru honorer dan tenaga kependidikan. Mas Nadiem tidak mau memberikan janji-janji berlebih tetapi beliau mau berusaha menyelesaikan masalah guru," terangnya.
Janji itu direalisasikan dengan mengalokasikan anggaran untuk rekrutmen aparatur sipil negara (ASN) dari guru honorer di 2021.
Walaupun nominalnya belum diketahui, tetap Nur yakin Nadiem Makarim bisa menuntaskan masalah guru honorer K2, non K2, dan tenaga kependidikan seperti janjinya.
Hal lain yang diungkapkan Nur saat bertemu Nadiem adalah masalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Sebagai guru honorer, Nur sangat merindukan pembelajaran tatap muka.
Meski dihimpit oleh gajj kecil, guru honorer akan gembira bila bertemu anak didiknya.
"Saya bilang ke Mas Menteri, kapan nih bisa tatap muka lagi. Anak-anak sekolah sudah kangen bertemu gurunya. Begitu juga sebaliknya. Kata Mas Menteri semua harus bersabar karena masih masa pandemi COVID-19, keselamatan siswa dan guru jadi prioritas utama," tandas Nurbaitih. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad