10 Kabupaten di Kalbar Masih Tertinggal

Senin, 17 Desember 2012 – 10:02 WIB
PONTIANAK - Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini mengatakan 10 dari 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Barat (Kalbar) masih tergolong daearh tertinggal. Sepuluh daerah itu adalah  Sambas, Bengkayang, Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Putusibau, Ketapang, dan Kayong Utara. Lima dari sepuluh daerah tertinggal di Kalbar adalah daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
 
Masih tertinggalnya daerah-daerah di Kalbar dilihat dari sejumlah indikator, seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan (indeks pembangunan manusia), dan jumlah penduduk miskin.  Misalnya saja untuk Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar yang relatif masih rendah dibanding daerah lain. Di Kalbar masalah infratruktur juga menjadi problem tersendiri. "Misalnya masih ada daerah-daerah yang terisolasi. Sementara itu jalan dan transportasi kurang memadai," kata Helmy Faisal seperti dilansir Pontianak Post (JPNN Grup), Senin (17/12).
 
Helmy mencontohkan Kabupaten Kapuas Hulu. Dari segi aksesibilitas daerah ini tergolong minim. Sejumlah wilayah juga belum mendapatkan akses listrik dan pasokan air dengan layak. "Karena itu Kementerian PDT mencoba mengurai segi-segi yang selama ini menjadi masalah utama yang dihadapi daerah-daerah tertinggal," tambahnya.

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal juga memastikan ketersediaan infrastruktur dasar. Karena, peningkatan IPM sangat ditentukan ketersediaan infrastruktur dasar tersebut. Misalnya angka kematian ibu melahirkan dan bayi. "Itu bisa ditekan jika infrastruktur dasar baik. Misalnya jalan dan sarana kesehatan. Transportasi juga. Tetapi kalau infrastruktur dasar itu kurang pasti angka kematian ibu melahirkan lebih tinggi. Kita tentu tidak harapkan seperti itu," jelasnya

Kementerian PDT juga fokus pada penguatan kebijakan afirmatif (bersifat menguatkan) terutama skema pembiayaan fiskal dalam bentuk dana alokasi khusus (DAK). Secara keseluruhan ada kenaikan DAK bagi daerah tertinggal di seluruh Indonesia. Jika sebelumnya 10 triliun saat ini menjadi 15 triliun. Artinya secara otomatis ada kenaikan pagu DAK bagi seluruh daerah tertinggal di Indonesia. "Kita hitung kenaikan masing-masing daerah itu dari 40 miliar menjadi 80 miliar. Anggaran ini ditujukan untuk meretas segala ketertinggalan terutama pada penyediaan infrastruktur dasar," rincinya.
 
Helmy Faisal melarang keras kepala daerah menggunakan dana tersebut untuk membangun infrastruktur pemerintahan. "Saya ingatkan ini. Jangan sampai digunakan untuk hal yang tidak semestinya," ujarnya.

Menurut Helmy, Kementerian PDT juga memberikan perhatian khusus bagi daerah perbatasan di Kalbar. "Ada pembobotan yang berbeda antara daerah yang perbatasan dan bukan perbatasan. Tentunya yang perbatasan yang tinggi poinnya. Demikian pula daerah yang memiliki pulau-pulau terluar," jelasnya.

Helmy menambahkan, sebagai daerah terdepan semestinya Kalbar memiliki infrastruktur yang juga terdepan. Dia mengibaratkan perbatasan seperti beranda rumah. "Yang namanya beranda rumah itu harus di depan. Dibuat taman agar indah. Sementara dapur baru di belakang," ujarnya.

Menurut Helmy sangat ironis daerah terdepan namun infrastrukturnya terbelakang. "Kita sudah melakukan Rakor, di mana seluruh stakeholder kita undang, terutama pulau-pulau terluar. Untuk memastikan ketersediaan listrik dan air bersih. Kemudian telekomunikasi. Khusus daerah perbatasan yang komunikasi rendah kita dorong terus. Misalnya mendorong pendirian radio komunitas

Dari sejumlah program yang telah dilaksanakan, menurut Helmy ada sekitar empat kabupaten yang akan dientaskan. Keyakinan ini dilihat dari sejumlah indikator. Misalnya kenaikan yang cukup siginifikan dari kemampuan fiskal daerah. Contohnya dari Pendapatan Asli Daerah.  Selanjutnya penurunan secara signifikan kemiskinan dan kenaikan secara siginifikan IPMnya. "Saya belum bisa sebut nama-namanya. Tetapi ada beberapa daerah yang kita pantau kemajuannya," katanya.
 
Helmy mencontohkan Sambas yang menurutnya memiliki kemajuan cukup siginifikan. "Kita akan lihat sampai akhir tahun depan. Semoga tidak ada masalah-masalah yang tidak kita harapkan, terutama force majeur seperti, bencana-bencana alam. Itu tidak kita harapkan," ujarnya.
 
Tantangan utama dalam pengentasan daerah di Kalbar menurut Helmy adalah luasnya wilayahnya. Maka tidak ada jalan lain kecuali mengajak semua stakeholder untuk terus membangun. Tetapi Helmy optimis Kalbar mampu mengentaskan diri dari ketertinggalan. "Saya lihat masyarakat Kalbar ini etos kerjanya tinggi. Mereka mau berkebun dan mau bekerja. Juga kulturnya bagus. Kalau dapat uang mau menabung dan tidak dihambur-hamburkan," tutupnya. (her/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peternak Tak Gubris Flu Burung

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler