10 Negara ASEAN Meriahkan Festival Tari Kontemporer 2019

Senin, 15 Juli 2019 – 11:43 WIB
Festival Tari Kontemporer 2019 yang dihelat Kemendikbud diikuti 10 Negara ASEAN. Foto: Humas Kemenristekdikti

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 10 negara yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia ikut dalam ASEAN Contemporary Dance Festival (ACDF).

Perhelatan yang menjadi ajang pertunjukan dan dialog mengenai dunia tari kontemporer tingkat regional ini dimulai sejak 9 sampai 15 Juli di Yogyakarta.

BACA JUGA: Nasir Minta Kapal Pelat Datar Cucut Nusantara Diproduksi Massal

Kota Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan acara karena memiliki jejak sejarah panjang dan kontribusi berkesinambungan dalam penciptaan dan pengembangan kebudayaan, tidak hanya bagi Indonesia namun di kawasan.

Terlebih lagi, Yogyakarta telah ditetapkan sebagai Kota Budaya ASEAN untuk periode tahun 2018 hingga 2020 pada Sidang Menteri-menteri Kebudayaan se-ASEAN (AMCA) ke-8 pada 2018.

BACA JUGA: Di Hari Pertama Anak Masuk Sekolah, Kemenhub Beri Dispensasi Kepada Pegawainya

“Festival Tari Kontemporer 2019 ini merupakan hasil kesepakatan kita pada saat pertemuan SOMCA di Yogyakarta. Lalu diperkuat lagi pada pertemuan di Kamboja," kata Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadjamuddin Ramly dalam pernyataan resminya, Minggu (14/7).

BACA JUGA: Honorer K2 Siapkan Wadah Baru, yang Lama Dianggap Gagal

BACA JUGA: Gegara PPDB Sistem Zonasi, 100 Anak Tidak Bisa Lanjut ke Sekolah Negeri

Kebudayaan, lanjut Nadjamuddin, merupakan salah satu pilar yang penting dalam upaya negara-negara anggota ASEAN untuk memperkuat solidaritas dan meningkatkan kesalingpahaman sebagai satu komunitas bersama.

“Melalui perhelatan ACDF ini, kita semua yang terlibat diharapkan mampu menghasilkan gagasan dan terobosan yang menarik dalam upaya pemerintah, komunitas, dan para seniman di 10 negara anggota ASEAN untuk memajukan kebudayaan khususnya dalam bentuk seni tari,” tuturnya.

Pelaksanaan acara ini, lanjutnya, juga merupakan bagian dari perwujudan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang mengamanatkan Pemerintah Indonesia untuk berperan aktif dalam meningkatkan kerjasama internasional di bidang kebudayaan dan memperkokoh ekosistem kebudayaan baik di dalam negeri maupun antar negara.

Dijelaskan Nadjamuddin, melalui festival ini, seluruh peserta delegasi dari 10 negara ASEAN dapat saling bertukar wawasan dan pengalaman dalam pengembangan tari kontemporer di negara masing-masing. Tari kontemporer di wilayah ASEAN diharapkan tetap berpijak pada kekuatan budaya yaitu mengembangkan budaya yang sudah ada di setiap negara dalam bentuk karya tari yang lebih modern.

“Para peserta festival ini menambah wawasan dan cita rasa menari di Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja di Yogyakarta. Mereka memberikan apresiasi yang tinggi terhadap bagaimana Yogyakarta memiliki pusat-pusat kebudayaan yang unggul. Banyak sekali promotor kesenian begawan muncul dari Yogyakarta," tuturnya.

Dia berharap melalui festival ini, kohesivitas negara-negara ASEAN itu terjalin melalui pendekatan kesenian. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PT Kaltim Methanol Kirim Pemenang English Competition 2019 ke Singapura


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler