100 Hari Berkuasa, Trump Sudah Banyak Ingkar Janji Manis

Kamis, 27 April 2017 – 16:57 WIB
Donald Trump. Foto: AP

jpnn.com, WASHINGTON - Sabtu (29/4) mendatang, Presiden Donald Trump genap 100 hari menjadi penguasa di Amerika Serikat.

Banyak perubahan yang terjadi. Namun, banyak juga janji yang tidak ditepati.

BACA JUGA: Hadeh! Korsel Mulai Merasa Dikibuli Donald Trump

Program 100 hari pertama yang dicanangkan taipan 70 tahun itu menjelang hari pelantikannya Januari lalu tidak berjalan mulus. Bahkan, banyak yang melenceng.

''Menyimpang 180 derajat,'' kata James Jeffrey, mantan duta besar AS untuk Iraq dan Turki, saat diwawancarai CNN kemarin (26/4).

BACA JUGA: Terpesona Islam di Indonesia, Wapres AS Ngebet ke Istiqlal

Meski Trump terancam tidak bisa merealisasikan janji-janji manisnya, Jeffrey menganggapnya sebagai hal positif.

''Untuk beberapa isu, penyimpangan itu malah menjadi hal yang benar,'' katanya.

BACA JUGA: Wapres AS Sampaikan Pesan Trump untuk Indonesia

Termasuk rencana Trump untuk mengurungkan pembangunan tembok pembatas di perbatasan AS dan Meksiko.

Sebab, jika presiden ke-45 itu ngotot, AS terancam shutdown.

Saat ini Kongres AS membahas anggaran pemerintahan Trump. Poin yang paling menarik perhatian adalah pembangunan tembok permanen di perbatasan AS-Meksiko.

Politikus Partai Demokrat menyarankan Trump untuk mengurungkan rencana itu. Sebab, biayanya sangat besar.

Saran tersebut, tampaknya, didengarkan. Dengan demikian, pembahasan anggaran bisa rampung sesuai target.

Yakni, pada Jumat besok (28/4). Ancaman shutdown atau pemerintahan nonaktif karena tidak ada kesepakatan soal anggaran pun lenyap dengan sendirinya.

Suami Melania Knauss tersebut juga harus mengakui kegagalannya mereformasi aturan imigrasi.

Kemarin hakim William Orrick dari San Francisco menolak perintah eksekutif presiden tentang pembekuan dana federal untuk kota-kota suaka, yakni kota yang membuka diri untuk para imigran dan pengungsi.

Salah satunya, San Francisco di Negara Bagian California.

''Pertama, Ninth Circuit menolak larangan (imigran) dan sekarang membela kota-kota suaka. Dua-duanya tidak masuk akal. Sampai jumpa di MA!'' tulis Trump pada akun Twitter-nya.

Namun, sebelum ke MA, perlawanan Orrick terhadap boikot kota-kota suaka oleh pemerintahan Trump itu akan lebih dulu dibahas di pengadilan banding.

Di panggung internasional, Trump terpaksa membatalkan nazarnya sendiri.

Soal NATO, misalnya. Setelah mengancam menarik diri dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu, dia kini malah memperbarui komitmen AS terhadap organisasi tersebut.

Dia hanya mengimbau negara-negara anggota NATO yang lain untuk memberikan kontribusi finansial sesuai kesepakatan awal. Yakni, 2 persen GDP.

Di Asia, Trump membuat sengketa Laut China Selatan kian tegang karena kritik pedas yang dilontarkan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson terhadap Beijing.

Washington mengatakan akan bertindak tegas jika Tiongkok terus-menerus meningkatkan eksistensinya di pulau-pulau karang laut sengketa tersebut.

Di sisi lain, Trump memuji sikap tegas pemerintahan Presiden Xi Jinping terhadap Korea Utara (Korut) terkait nuklir.

Pekan ini USS Carl Vinson bakal tiba di Laut Jepang. Kapal induk bertenaga nuklir yang memiliki senjata lengkap itu akan membela kepentingan AS di Semenanjung Korea.

Kehadirannya membuat Korut marah. Pyongyang mengancam melancarkan serangan nuklir ke Washington dan menenggelamkan USS Carl Vinson. (AFP/Reuters/CNN/BBC/hep/c15/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beginilah Cara Wapres AS Sebut Nama Pak Jokowi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler