“Menurut Suku Anak Dalam (SAD), di Bukit Dua Belas itu memang banyak (tanaman obat-obatan, red),” ujar HBA usai pembukaan seminar, di Balitbangda, Jumat (5/10)
Untuk itu, kata HBA, Balitbangda harus memfungsikan dirinya untuk mengembangkan potensi itu. Kalau bisa, menurut HBA, Balitbangda harus menjadikan labor tempat penelitian-penelitian. “Bayangkan di Bukit Dua Belas, ada 100 lebih obat,” ulangnya.
Akan tetapi, menurut dia, laporan tersebut perlu perlu dilakukan pengkajian lagi.“Saya pernah mencoba menanam tanaman obat. Tapi, banyak yang tidak mau hidup, mungkin ada yang salah,” jelasnya lagi.
Selain di TNBD, potensi itu juga ada di Taman Nasional Berbak, Bukit Dua Puluh dan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Selain obat-obatan, potensi SDA yang lain juga harus menjadi perhatian pemerintah.
Sedangkan untuk batubara sendiri, diakui oleh HBA, adalah salah satu SDA yang memang merusak lingkungan. Dicontohkannya, di negara tetangga, seperti Jepang, di bukit-bukit, mereka tidak melakukan eksploitasi batubara. “Itu perlu jadi renungan kita,” kata dia. (fth)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rakus, Dua Pria Inggris Dilarang Masuk Restoran
Redaktur : Tim Redaksi