"Mereka cuma datang kemudian membersihkan semua makanan seperti babi. Kami sudah melayani mereka dua tahun. Tapi sekarang cukup sudah," kata manajer Gobi yang menolak disebutkan namanya seperti diberitakan laman berita Metro, Rabu (3/10).
Bagi pengelola, restoran mereka bagai arena perlombaan makan dimata Dalmon maupun Miles. Begitu masuk, keduanya langsung buru-buru menghabiskan makanan yang disajikan, tanpa sedikit pun memikirkan konsumen lain.
Tapi soal minuman, kata manajer tersebut, keduanya menolak membayar diluar tarif pokok restoran £12 sekitar Rp160 ribu per orang. "Kami bukan lembaga amal, kita berbisnis. Ini restoran kami, karenanya berhak sepenuhnya melarang mereka datang kembali," kata sang manajer.
Sementara Dalmon beranggapan restoran tak berkomitmen dengan janjinya sendiri yang membiarkan konsumen makan sebanyak yang mereka inginkan. "Mereka cuma menyediakan mangkuk kecil, tentu Anda takkan kenyang dan harus mondar-mandir mengambil makanan lain," kata pria 26 tahun itu.
Baginya, tindakan pengelelola Restoran Gobi merupakan penghinaan. "Saat makan, pemilik tiba-tiba datang ke meja kami. Di depan pelanggan lain dia bilang kami seperti babi, menghabiskan makanan dan kami dialrang datang lagi. Saya tak percaya ini," ungkap Dalmon. (pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prevelansi Menurun, Pneumonia Tetap Mengancam Balita
Redaktur : Tim Redaksi