“Kampung iklim hampir sama dengan kampung ramah lingkungan,” kata Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof Dr Balthasar Kambuaya MBA usai membuka seminar kampanye lingkungan hidup di Hotel Jayakarta Daira, Palembang, Kamis (9/8).
Menurut dia, di antara program kampung iklim itu, ada pengolahan sampah. Dilakukan secara swadaya lahan dengan harapan mampu mengurangi dampak perubahan iklim. “Bulan depan saya akan ke Palembang lagi untuk meresmikan salah satu Kampung Iklim.”
Dikatakan, jumlah emisi gas rumah kaca hingga 2020 mencapai 2,95 giga ton. Nah, agar emisi tersebut tidak berdampak buruk pada lingkungan, Pemerintah berkomitmen untuk setidaknya mereduksi sampai 26 persen. “September ini baru kita hitung capaiannya.”
Wakil Walikota Palembang, H Romi Herton mengatakan kota-kota besar termasuk Palembang sangat tinggi aktivitas penduduknya. Hal tersebut menjadikan kota padat bahkan bisa sampai terkesan tidak teratur. “Kualitas hidup menurun dan kerusakan timbul. Sampah dan drainase menjadi permasalahan utama yang dapat menyebabkan banjir,” tukasnya.
Menurut Romi, minimnya kawasan hijau harus segera diselesaikan. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan seminar kampanye lingkungan ini. Diharapkan mampu merumuskan solusi lingkungan hidup.”
Zaidan P Negara, pembicara seminar dari pusat penelitian lingkungan hidup Unsri mengatakan, penghijauan di Kota Palembang belum memiliki karakter. “Penghijauan di kota Palembang terkesan hanya mengikuti tren kemajuan kota besar lain,” tandasnya. (cj9/ce3)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LPSK Ingin Punya Tim Bersenjata
Redaktur : Tim Redaksi