10.000 Prajurit TNI Akan Terima Vaksin Covid-19

Kamis, 19 November 2020 – 00:09 WIB
Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad. Foto: ANTARA/Syaiful Hakim

jpnn.com, JAKARTA - Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad menyebutkan, sekitar 10.000 prajurit yang berada di garis terdepan penanganan COVID-19 akan menerima vaksin Corona.

"Saat ini memang sudah didata, jumlahnya diperkirakan kuota vaksin untuk TNI sekitar 9 ribu sampai 10 ribu orang," kata Achmad Riad di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/11).

BACA JUGA: Jokowi Jawab Begini jika Ditanya Kesiapannya Menerima Vaksin Covid-19

Mereka yang akan mendapatkan vaksinasi COVID-19 adalah tenaga medis TNI dan petugas pendisiplinan protokol yang memiliki risiko tinggi terpapar Corona.

"Siapa orangnya, yang jelas front line tadi, tenaga kesehatan, mungkin petugas-petugas yang langsung berhadapan," katanya.

BACA JUGA: Anies Diperiksa Polisi, Din Syamsuddin Bereaksi, Keras

Terkait dengan mekanisme pemberian vaksin, Riad mengatakan pihaknya masih mendiskusikannya.

"Secara teknis belum. Tapi intinya sudah disiapkan. Jadi yang jelas didata sudah ada khususnya tenaga kesehatan yang langsung di lapangan," kata Riad.

BACA JUGA: Kombes Hengki Haryadi 2 Kali Berhadapan dengan Hercules, Membongkar Bandit Tenda Oranye

Namun demikian, ujar dia, nantinya seluruh prajurit TNI juga akan mendapatkan vaksin tersebut.

"Sementara yang langsung, frontline, yang depan dulu. Tapi jelas semua nanti juga tentunya," katanya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo memperkirakan pemberian vaksin COVID-19 dapat dilakukan pada akhir Desember 2020 atau awal Januari 2021, tergantung pada datangnya vaksin dan proses persiapan yang dilakukan di Indonesia.

"Soal vaksin, kami berharap vaksin ini bisa datang pada akhir November ini. Kita berusaha. Kalau tidak bisa, ya datangnya di bulan Desember," kata Jokowi saat melakukan peninjauan ke Puskesmas Tanah Sareal, di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Menurut Jokowi, vaksin itu tiba, baik dalam bentuk vaksin jadi maupun dalam bentuk bahan baku yang akan diolah di Bio Farma Bandung.

Presiden menegaskan semua vaksin yang akan digunakan harus terdaftar dalam daftar vaksin di Lembaga Kesehatan Dunia (WHO). "Ini wajib," katanya.

Vaksin yang dibeli, kata Presiden, dari perusahaan yang mereknya telah terdaftar di WHO.

"Saya tidak menyebut mereknya apa, tapi harus ada di dalam list WHO," katanya. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler