102.453 Sekolah Terapkan Kurikulum 2013

Selasa, 12 Februari 2013 – 23:52 WIB
DEPOK - Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah menetapkan sebanyak 102.453 sekolah, untuk jenjang sekolah dasar (SD), SMP, SMA dan SMK, yang harus melaksanakan kurikulum 2013, Juli mendatang.

Rinciannya, jenjang SD sebanyak 44.609 sekolah dan pada jenjang SMP sebanyak 36.434 sekolah dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 3.250.717.

Adapun pada jenjang SMA sebanyak 11.535 sekolah dengan jumlah siswa kelas X sebanyak 1. 420.933. Sedangkan SMK sebanyak 9.875 sekolah dengan jumlah siswa kelas X sebanyak 1.131.549.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2013 di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Puspangtendik), Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2).

Meski telah ditetapkan, sekolah-sekolah yang merasa belum siap menjalankan kurikulum, maka masih bisa berubah. “Sudah tetapkan sekolahnya, tetapi boleh mengganti berdasarkan kesiapan sekolah,” kata Musliar.

Musliar menyebutkan, kriteria penetapan sekolah meliputi mencakup semua wilayah provinsi dan kabupaten/kota, negeri dan swasta, ketersediaan guru dan sarana prasarana, serta status akreditasi. “Jadi tidak ada piloting. Semua kabupaten/kota harus melaksanakan kurikulum 2013,” katanya.

Penetapan sekolah negeri dan swasta dilakukan secara proporsional. Hal ini, kata Musliar, dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada semua sekolah.

“Boleh diganti, tetapi jangan sampai menimbulkan kecemburuan kepada sekolah swasta andaikata mereka tidak mendapatkan,” jelas mantan Rektor Unand Padang itu.

Setelah penetapan sekolah ini, kata Musliar, tim kurikulum 2013 akan menyiapkan buku kelas 1 SD sebanyak delapan tema dan buku kelas 4 SD sebanyak sembilan tema ditambah enam buku agama.

Wamen meminta kepada dinas untuk mendata dan memberikan informasi agar pada saat mengirimkan buku agama bisa tepat sasaran dan tepat jumlah. “Satu tema akan diajarkan selama lebih kurang empat minggu,” katanya.

Kemudian, kata Musliar, masuk tema dua selama lebih kurang empat minggu juga, sehingga satu tahun anak kelas satu ini hanya mempelajari delapan tema tersebut. “Diajarkan secara terintegratif semuanya di dalam buku tema tersebut,” pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Desak Evaluasi Program Guru 3T

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler