103 Kampus Swasta Ditutup, Mana Datanya?

Selasa, 23 Februari 2016 – 08:40 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swastas Indonesia (Aptisi) Budi Djatmiko mengaku pegang data 103 kampus Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ditutup pemerintah. Hanya dia, dia enggan membeber data dimaksud.

’’Tapi kami tidak etis jika mempublikasikannya. Biar nanti pemerintah yang mengumumkan,’’ tuturnya, kemarin. 

BACA JUGA: Empat Alasan Kemenristekdikti Tutup 103 PTS

Budi yang kemarin mengenakan setelan jas necis itu menjelaskan, seluruh kampus yang ditutup itu sudah dikumpulkan kopertis. Dalam pertemuan itu, Aptaisi menanyai satu persatu kesediaan untuk mengikuti pembinaan oleh Kemenristekdikti. 

Namun ternyata mereka menyatakan tidak sanggup untuk mengikuti pembinaan dan memilih untuk ditutup.

BACA JUGA: Astaga, Pemerintah Tutup 103 Kampus Swasta

Kasus lain yang menjadi pembahasan dalam pertemuan kemarin adalah masih maraknya praktek kuliah kelas jauh. 

Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Patdono Suwigjo menjelaskan praktek kuliah kelas jauh tidak hanya dilakukan oleh kampus swasta, tetapi juga ada kampus negeri. Modusnya beragam.

BACA JUGA: Tenang. Unas Bukan Penentu Kelulusan

Dosen ITS Surabaya itu menjelaskan ada kampus yang membuka kelas jauh melalui kerjasama dengan pemda setempat. Tujuannya adalah untuk mengentaskan guru-guru yang belum sarjana. Tetapi setelah kontrak kerjasama itu selesai, kampus ini tetap beroperasi di luar domisilinya tanpa izin.

Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) IX Wilayah Sulawesi Andi Niartiningsih membenarkan bahwa fenomena kelas jauh masih ada. Dia mencontohkan Desember tahun lalu Kopertis yang dia pimpin mendatangi langsung kelas jauh yang ada di Nabire dan Ruteng. 

’’Kelas jauh biasanya prodi keperawatan, manajemen, dan keguruan,’’ ungkapnya. Dia menuturkan penertiban kampus-kampus yang nakal karena membuka kelas jauh itu terus dilakukan. Sedangkan penjatuhan sanksi administrasi tetap ada di Kemenristekdikti. (wan/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya Satu Siswa yang Ikut Unas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler