109 Ton Ikan Nila Mati Mendadak di Danau Toba

Minggu, 25 Oktober 2020 – 20:27 WIB
Petani ikan nila di Desa Siogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, menyaksikan ikannya yang mati di keramba jaring apung (KJA). Sedikitnya 109 ton ikan di 38 KJA mati diduga karena kekurangan oksigen. Foto: sumutpos.co

jpnn.com, SAMOSIR - Sebanyak 109 ton ikan yang dibudidayakan di dalam keramba jaring apung (KJA) Danau Toba, di Desa Siogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, mati mendadak.

Dugaan sementara, kematian ikan-ikan itu disebabkan faktor cuaca dan jumlah yang melebihi kapasitas KJA sehingga ikan-ikan itu diduga kekurangan oksigen.

BACA JUGA: Terjatuh dari Tebing Sungai, Muhamad Husain Kritis, Mohon Doanya

Informasi dari Kepala Dinas Perikanan dan Pertaniann Kabupaten Samosir, Viktor Sitinjak, sebanyak 38 petani ikan keramba jaring apung (KJA) Danau Toba di Kelurahan Siogung-ogung dan Desa Tanjung Bunga, menderita kerugian ratusan juta akibat usaha mereka diterpa musibah ikan mati mendadak. Padahal, saat ini sudah masuk dalam proses panen.

“Dari KJA yang ikanya mati berjumlah 38 KJA, dan data sementara ada 109 ton ikan yang mati,” kata Vicktor Sitinjak kepada wartawan di Medan, Jumat (23/10).

BACA JUGA: Pengemudi Ojek Online Meninggal Ditusuk Penumpang, Pelaku Tewas Diamuk Massa

Viktor menjelaskan, lokasi KJA yang mati kebanyakan di Desa Siogung-ogung. Pihaknya saat ini tengah mengupayakan lokasi penguburan bangkai ikan di Huta Tinggi. Diapun mengaku akan melakukan pemeriksaan dengan mengambil sempel ikan mati untuk diuji labotorium guna mengetahui persis penyebab kematian ikan-ikan itu.

“Dugaan kami sementara karena airnya terlalu dangkal, jadi kemarin ada angin kencang, mengakibatkan air berputar ke bawah, naiklah kotoran yang di bawah keramba, sehingga ikan yang dikeramba jadi tidak bisa bernafas, karena oksigenya kurang. Jadi bukan karena tercemar penyakit atau apa. Bukan, karena memang airnya berputar, naik sendiri ke atas sehingga, ikan tidak bisa bernapas,” bebernya.

Viktor mengimbau para petani ikan, untuk mencegah hal serupa terjadi kembali. Disarankan agar KJA yang lokasinya rendah dipindah ke yang lebih dalam. “Jadi kalaupun berputar di bawa tidak sampai ke atas. Di bawah saja,” tandas Viktor.

BACA JUGA: Ikan Mati Massal di Danau Toba, Begini Hasil Penelusuran KKP

Sebelumnya, Pjs Bupati Samosir, Lasro Marbun, mengatakan, ikan-ikan di keramba apung itu mulai mati mendadak pada Rabu (21/10).

Lasro mengatakan Pemkab bakal menyelidiki penyebab pasti matinya ikan-ikan tersebut.

“Perintah saya kepada Dinas Pertanian, BPBD, Satpol PP, Camat dan Kades untuk mengangkat bangkai ikan yang mati agar tidak berdampak pada lingkungan hidup. Mereka sudah melaksanakan,” ucapnya.

Sementara, seorang petani ikan KJA Niolando Naibaho mengatakan, pihaknya mengalami kerugian besar. “Saya mengalami kerugian sekitar Rp80 juta. Masih ada tetangga saya menderita lebih parah, ikan dia mencapai 12 ton mati,” ungkapnya.

Ia berharap, atas kejadian ini mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah. “Informasi yang kita terima dari dinas pertanian, kalau air Danau Toba kotor, jadi ikan kurang mendapatkan oksigen,” katanya.

Niolando menyebutkan, Dinas Pertanian dan Perikanan Samosir sudah turun ke lokasi KJA yang ikan bermatian untuk melakukan peninjauan dan pengambilan sempel ikan yang mati.

BACA JUGA: Istri Polisi Tewas Tergantung di Kusen Pintu, Kondisi Hamil, Tinggalkan Surat Wasiat, Begini Isinya

“Kemarin sudah datang dari Dinas Pertanian, sudah dicek orang itu. Temuan sementara matinya ratusan ton ikan itu akibat putaran angin dibawah danau sehingga air keruh naik keatas sehingga oksigen kurang dan ikan susah bernafas,” tandas Niolando.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler