jpnn.com - JAKARTA – Cadangan beras Perum Bulog yang saat ini sekitar 1,3 juta ton dipastikan bertambah setelah mendapat pasokan 110,5 ton beras sitaan Bea Cukai.
Irjen Kementerian Perdagangan Karyanto Supri menyatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Ditjen Bea Cukai untuk bisa menyerahkan barang hasil sitaan. Terutama barang komoditas kepada Kementerian Perdagangan.
BACA JUGA: Indosat Dukung Penuh Operasional BPJS Ketenagakerjaan
Dasar pertimbangannya adalah adanya kebutuhan masyarakat yang masih tinggi. ”Apalagi, pada Ramadan seperti ini Bulog memerlukan beras yang cukup untuk operasi pasar,” ujarnya kemarin (2/7).
Selama ini, Bea Cukai seringkali menemukan beras impor yang masuk secara ilegal melalui pelabuhan-pelabuhan tikus di daerah perbatasan. Beras selundupan itu bisa masuk karena harga beras di dalam negeri lebih tinggi dibanding di negara tetangga.
BACA JUGA: Komisi VI Tolak Pertukaran Saham PT Telkom-Mitratel
”Ini sinergi pertama. Barang hasil sitaan Bea Cukai bisa langsung diberikan kepada pemerintah. Selama ini, pembelian barang sitaan Bea Cukai harus melalui lelang,” ungkapnya.
Yang terbaru, Bea Cukai menyerahkan beras hasil penindakan Kanwil Bea Cukai Kepulauan Riau kepada Bulog untuk dipakai dalam operasi pasar.
BACA JUGA: Kebijakan soal Bioenergy Harus Menyeluruh
”Beras sejumlah 110,5 ton dengan nilai Rp 288,9 juta tersebut merupakan barang hasil penindakan di wilayah kerja Kanwil Bea Cukai Khusus Kepri yang telah ditetapkan menjadi barang milik negara (BMN),” ungkap Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi.
Dia mengungkapkan, hal itu adalah salah satu bentuk koordinasi dari pemerintah terkait serta efisiensi penggunaan barang milik negara. ’’Itu baru sebagai langkah awal. Ke depannya, kita lakukan mekanisme yang sama untuk di seluruh Indonesia sehingga bisa menambah cadangan beras pemerintah di gudang-gudang Bulog,” tuturnya. (wir/c22/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jonan Minta Direksi KAI tak Urus Roda dan Rel Lagi
Redaktur : Tim Redaksi