1.125 Mahasiswa di 10 Provinsi Prioritas Dijadikan Duta Edukasi Perubahan Perilaku

Rabu, 14 Oktober 2020 – 08:03 WIB
Dirjen Dikti Kemendikbud Nizam dalam tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) untuk mengampanyekan protokol kesehatan.

Kerja sama ini dilakukan dengan melibatkan 1.125 mahasiswa dari 72 perguruan tinggi negeri dan swasta di sepuluh provinsi prioritas.

BACA JUGA: Penggunaan Masker Secara Ketat Ampuh Tekan Penyebaran Covid-19

Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan, kampanye yang dilakukan dalam “Program Duta Mahasiswa Edukasi Perubahan Perilaku” ini berlangsung hingga bulan Desember 2020 mendatang.

Nantinya, mahasiswa itu akan melakukan sosialisasi 3M - yakni memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir - kepada masyarakat secara masif.

BACA JUGA: Kapolres Sukabumi Kota Menangis, Minta Maaf kepada Mahasiswa

“Mahasiswa ini turun ke lapangan mengkampanyekan untuk patuh protokol kesehatan ke lingkungan RT, RW, kelurahan, sampai kecamatan,” ujar Nizam dalam talkshow "Duta Edukasi Perubahan Perilaku" di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Selasa (13/10).

Nizam menambahkan, selain melakukan sosialisasi, mahasiswa juga melaporkan hasil kegiatan dengan mengisi aplikasi terkait apa saja yang sudah dilakukan setiap harinya.

BACA JUGA: Maling di Cibinong Bogor Nyaris Mati

Adapun bahan laporan yang dikirim ke aplikasi itu seputar materi edukasi yang telah disampaikan, bagaimana respons masyarakat setempat, serta seberapa besar pengaruhnya terhadap perubahan perilaku.

“Mahasiswa ini mengamati perubahan apa saja yang telah terjadi atau tidak dan berikut alasannya. Kalau memang tidak terjadi perubahan, apa faktor penyebabnya, itu dilaporkan ke aplikasi,” sambung dia.

Mahasiswa yang dilibatkan dalam kampanye ini mayoritas berasal dari mahasiswa yang terlibat dalam Program Relawan Covid-19 (Recon) yang dibentuk awal April 2020.

Pada saat itu 15.000 mahasiswa berlatar belakang kesehatan seperti kedokteran, farmasi, dan lainnya memberikan edukasi tentang testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (pengobatan).

Sebagian lainnya meminta kepada perguruan tinggi untuk mengirimkan mahasiswanya dalam program tersebut.

“Satu dosen pembimbing itu mendampingi 15 mahasiswanya. Besok kami sudah melakukan training sehari,” terang Nizam. (cuy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler