jpnn.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengimbau warganya tenang menghadapi kasus hepatitis akut bergejala berat pada anak yang sudah ditemukan di Indonesia, termasuk di wilayah itu.
“Kami imbau warga tidak panik, tetapi sigap melihat gejala yang ditimbulkan," ujar Khofifah di Surabaya pada Kamis malam (5/5).
BACA JUGA: Penjelasan Kemenkes soal Status 4 Anak Terkait Hepatitis Akut Misterius
Imbauan itu mengacu pada Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang belum Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.
Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi memublikasikan tentang KLB hepatitis jenis ini pada 15 Aprii 2022.
BACA JUGA: Bripda EN Kabur Seusai Menabrak 4 Warga, Satu Korban Tewas
Publikasi itu dimuat setelah Inggris Raya melaporkan adanya peningkatan kasus signifikan pada pasien hepatitis, yakni tak ditemukannya virus A-E dalam penelitian laboratorium.
Baru pada akhir April, kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya ini menyerang Indonesia.
BACA JUGA: Innalillahi, Baharuddin Meninggal Dunia, Kami Ikut Berbelasungkawa
Tercatat, ada tiga pasien anak meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Menurut Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) per 4 Mei 2022, di Jatim saat ini sudah terdeteksi 114 kasus diduga hepatitis akut yang tersebar di beberapa kabupaten/kota.
Berdasarkan data yang dicatat Pemprov Jatim, penyakit ini tidak menyerang kelompok umur spesifik meski cenderung mengalami kenaikan jumlah pada minggu ke-14 hingga ke-17.
Oleh karena itu, Kfofifah mengingatkan semua orang harus punya kewaspadaan terhadap bahaya penyakit tersebut, baik anak-anak maupun orang dewasa.
"Kita juga wajib bergerak cepat melihat gejalanya, karena semakin cepat ditangani, peluang untuk menghindari hal yang tidak diinginkan makin besar," ucap Khofifah.
Eks menteri sosial itu mengatakan gejala klinis hepatitis akut ini antara lain berupa nyeri perut bagian bawah, diare, muntah-muntah, serta peningkatan enzim hati.
Hingga saat ini tidak ditemukan gejala demam dalam sebagian besar kasus, tetapi dia tetap mengingatkan agar masyarakat jangan lengah jika ada warga yang mengalami demam.
Walaupun jarang ada pasien hepatitis akut ini yang menderita demam, Khofifah tetap menyarankan agar masyarakat langsung memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat bila sudah merasa tidak enak badan.
"Jangan anggap sepele gejala yang ada," ujar Khofifah. (ant/fat/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam