12 Inovator Pilihan dalam Kompetisi Pengelolaan Sampah Plastik

Jumat, 25 Juni 2021 – 06:48 WIB
Pengelolaan sampah plastik. Ilustrasi foto: dok NPAP

jpnn.com, JAKARTA - Mencari solusi tepat dalam pengelolaan sampah plastik, The National Plastic Action Partnership (NPAP) Indonesia menggelar Informal Plastic Collection Innovation Challenge (IPCIC).

Kompetisi itu terselenggara hasil kerja sama NPAP dengab UpLink by the World Economic Forum dan the Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA).

BACA JUGA: Ada Kuburan di Pinggir Jalan, Masih Berani Buang Sampah Sembarangan?

Setelah melalui berbagai tahap penyaringan, akhirnya tim IPCIC berhasil memilih 12 inovator terbaik menuju babak lanjutan kompetisi IPCIC.

Sebanyak 78 inovator di bidang pengelolaan sampah telah mengirimkan solusinya melalui situs UpLink sejak 23 Maret hingga 9 Mei lalu.

BACA JUGA: Oknum Karyawan Mini Market Ini Hanya Bisa Tertunduk Malu, Rasain!

Proses penjurian dan seleksi dilaksanakan berdasarkan relevansi tema, urgensi, dampak sosial-ekonomi serta potensi pengembangannya menuju skala lebih besar di Indonesia.

“24 pakar terkait sektor persampahan Indonesia terlibat dalam proses seleksi. Semua ahli dengan hati-hati meninjau semua kiriman di UpLink dan mewawancarai inovator terpilih. Sungguh luar biasa melihat komitmen para ahli untuk menemukan solusi yang tepat untuk menjawab tantangan pengelolaan sampah di Indonesia,” kata Project Manager OPPA Duala Oktoriani dalam keterangannya, Jumat (25/6). 

BACA JUGA: Botol Plastik Bekas Jangan Dibuang, Bisa Anda Gunakan untuk 6 Hal Ini Lho

12 inovator terpilih sebagai berikut Duitin, Empower, Griya Luhu, Kabadiwalla Connect, NEPRA, Octopus, Plastic Bank, Rekosistem, Second Life Ocean, Seven Clean Seas, The Kabadiwalla, dan ZeWS -Trashcon.

Bersama Ciptakan Ekosistem Kolaboratif

Data dari the National Plastic Action Partnership (NPAP) menyebutkan 70 persen sampah plastik nasional, sebanyak 4,8 juta ton per tahun tidak terkelola dengan baik.

Seperti dibakar di ruang terbuka (48 persen), tak dikelola layak di tempat pembuangan sampah resmi (13 persen), dan sisanya mencemari saluran air dan laut (9 persen).

Angka itu diprediksi bertambah mengingat jumlah produksi sampah plastik di Indonesia menunjukkan tren meningkat 5 persen tiap tahun.

Melihat kenyataan tersebut, peningkatan peran pekerja sektor informal dalam ekosistem pengelolaan sampah nasional sangat penting.

Untuk pengelolaan sampah plastik saja misalnya, data NPAP mengatakan sektor ini mengumpulkan lebih dari 1 juta ton sampah plastik.

Sekitar 500 ribu ton sampah plastik (atau 7 persen dari total sampah plastik nasional) didapatkan langsung dari daerah pemukiman, dan 560 ribu ton plastik dari lokasi transit dan tempat pembuangan akhir. 

Oleh karena itu, penyelesaian masalah plastik di Indonesia, mau tidak mau harus melibatkan sektor informal.

"IPCIC bertujuan untuk memungkinkan perkembangan ini dengan memfasilitasi pembentukan kemitraan dan konektivitas di seluruh sektor pengelolaan sampah," kata Duala.
 
Program Lanjutan Untuk Inovator Terpilih

Para peserta yang terpilih akan diberikan dukungan lanjutan melalui program akselerator selama tiga bulan.

Hal itu untuk meningkatkan kualitas solusi, mempersiapkan mereka memasuki pasar Indonesia, serta menghubungkan mereka ke calon partner dan investor.

Inovator terpilih juga akan menetapkan prioritas selama tiga bulan ke depan berdasarkan masukan dari berbagai stakeholder dalam sesi impact rotation dan baseline assessment.

"Selain itu kami berharap melalui serangkaian kegiatan ini, peserta terbiasa dengan pola pikir kolaboratif dan terbuka," pungkas Duala. (rdo/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peringati Hari Bumi, Aktivis Lingkungan Aksi Makan Sampah Plastik


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler