12 Jiwa Hilang Tertimbun Longsor

Satu Orang Ditemukan Dalam Keadaan Meninggal

Kamis, 23 Januari 2014 – 04:29 WIB
Tanah longsor. JPNN.com

jpnn.com - KUDUS - Kabar duka muncul dari dukuh Kambangan, desa Menawan, Gebog, Kudus, Jawa Tengah. Setidaknya 12 orang dilaporkan tertimbun tanah longsor yang terjadi pada Selasa (22/1) lalu. Daftar itu turut memperpanjang daftar korban hilang selama cuaca ekstreem beberapa hari ini.

Belasan orang yang hingga kemarin belum juga ditemukan itu merupakan warga dukuh Kambangan turut RT 2, 3 dan 4 dari RW 6. Dua orang yang turut tertimbun itu, bahkan masih anak-anak. Satu orang masih berusia delapan tahun, sedang satu orang lagi berusia 12 tahun.
    
Muh Solihin, kepala desa Menawan saat ditemui di tempat kejadian mengamini terkait adanya kejadian tersebut. Dia mengamini bila telah terjadi longsor di lereng barat turut bukit Jigong atau tepatnya dibawah mata air Bunton.
    
"Atas kejadian itu, sekitar 12 warga kami memang dinyatakan tertimbun. Sedang yang berhasil ditemukan baru satu orang. Itupun sudah dalam keadaan meninggal dunia," terang Solihin.
    
Para korban itu sendiri, diakuinya berasal dari lima keluarga. Yakni keluarga Asrori, Mursidi, Suwodo, Karmuji, dan Lasmi. Lima keluarga itu tak satupun yang berhasil lolos dari longsor.
    
Dari keluarga Asrori (43) ada Yanti (38), istrinya dan Ulfa (12) anaknya. Keluarga Mursidi (45) ada Ismawati (37) istrinya, Rukmi (60) ibunya, dan Moh Iwan (8) anaknya. Sementara Suwondo (55) hanya tinggal bersama istrinya Srikah (51). Seperti halnya Karmuji (50) dan istrinya Istiqomah (40).
    
"Sedang bu Lasmi (55) saat itu hanya tinggal sendirian," ujarnya.
    
Menurut Mathori (60), salah satu korban longsor yang berhasil selamat mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 23.30 Selasa (21/1) kemarin. Saat itu cuaca dikatakannya sehabis hujan deras, dan tidak ada angin kencang. Yang ada hanyalah kabut tebal.
    
"Saat itu memang gelap, karena selain listrik padam, kabut juga tebal,"kata Mathori.

BACA JUGA: Inilah Koridor Busway Makassar

Tidak berapa lama kemudian, tiba-tiba ada suara gemuruh mirip halilintar yang begitu keras. Suara itu berlangsung hingga sekitar 15 menit. Kaget dengan suara tersebut, dirinya segera berlari keluar. Tidak tahunya rumah lima tetangganya itu sudah hilang digulung oleh reruntuhan tanah yang jatuh.

"Kejadiannya sangat cepat. Saya sampai tidak mendengar adanya teriakan minta tolong. Padahal jarak rumah saya dengan pak Asrori hanya sekitar 50 meter," ujarnya.

BACA JUGA: 15 Ribu PNS Manado Diperintah Bersihkan Bekas Banjir

Hal itu jelas membuatnya dan sejumlah warga panic. Hanya untuk dapat menyelematkannya, dia mengaku masih belum berani. Sedang dirumah Mursidi, diceritakannya sebuah batu berukuran besar menghantam rumah tersebut.

"Barulah pada sekitar pukul 08.00 pagi ini (Kemarin,Red) Lasmi, salah seorang korban tanah longsor itu ditemukan," ungkapnya.

BACA JUGA: Tarif Busway di Makassar Maksimal Rp 4 Ribu

Perempuan berusia 55 tahun itu ditemukan oleh kedua putranya, Rozi dan Lizin. Lasmi ditemukan sudah tak bernyawa masih di tempat tidurnya. Pada sekitar pukul 10.00 jenazah korban segera dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) dukuh Kambangan.

"Karena waktu kejadian memang saat tengah malam, jadi posisinya semua sedang tidur. Tidak ada satupun yang menyadari akan terjadi hal seperti ini,"sesalnya.

Sekitar pukul 17.00 sore kemarin, dikabarkan Karmuji berhasil ditemukan dari balik reruntuhan. Saat itu Karmuji dikabarkan masih dalam keadaan selamat. Hanya saat coba dikonfirmasi, belum ada narasumber yang dapat dihubungi.

Atas kejadian tersebut, kepala pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Jumadhi mengatakan, saat ini proses evakuasi belasan warga itu sudah diusahakan. Hanya karena medan yang begitu sulit sehingga masih harus diupayakan lagi.

"Rencananya, siang ini kami akan mendapatkan bantuan satu peleton dari artileri pertahanan udara (Arhanud) untuk evakuasi korban longsor itu," ujar Jumadhi.

Sementara itu, sekretaris daerah (Sekda) Kudus Noor Yasin, mengaku akan melakukan kajian terjadinya bencana tersebut. Muncul wacana dilakukannya relokasi bila saja daerah tersebut dirasa memang membahayakan.

"Sebelumnya memang belum pernah terjadi hal seperti ini. untuk itu perlu kita lakukan evaluasi," terang Noor Yasin.

Hal senada pun turut diungkapkan oleh, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat diwawancarai dalam kunjugannya di posko pengungsian di Kudus kemarin. Dia mengatakan, pihaknya akan menawari kemungkinan relokasi terhadap warga yang rumahnya berpotensi terjadi bencana.

"Tinggal mereka mau atau tidak. Kalau mau, tentu kita siap," terang Ganjar.(ben)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Status Awas, Tol Tangerang-Merak Terancam Lumpuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler