jpnn.com, SUKABUMI - Dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diterjang angin puting beliung, Selasa (29/10). Sejumlah rumah rusak dan pohon besar tumbang.
"Dua kecamatan yang dilanda bencana tersebut adalah Cibadak dan Kecamatan Nagrak," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna.
BACA JUGA: Puting Beliung Mengamuk, Puluhan Rumah Porak-Poranda
Informasi yang dihimpun, bencana angin puting beliung tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelum kejadian itu turun hujan deras dan tiba-tiba angin kencang langsung melanda dua kecamatan itu.
Akibatnya beberapa pohon tumbang di Kampung Padasuka, RT 01/04 dan Kampung Bungursarang RT 03/04, Desa Balekambang, Kecamaan Nagrak. Pohon yang tumbang itu mengenai kabel jaringan PLN, namun, tidak berdampak kepada permukiman warga.
BACA JUGA: Angin Puting Beliung Hantam Kotabumi
Sementara di Kecamatan Cibadak angin puting beliung mengakibatkan 12 rumah dan MTs Gunung Masigit rusak sedang, namun tidak ada korban jiwa.
Upaya yang dilakukan BPBD dalam penanggulangan bencana itu adalah berkoordinasi dengan petugas PLN Unit Cibadak untuk melakukan penebangan pohon yang tumbang serta memperbaiki jaringan listrik di daerah tersebut.
Kemudian, pihaknya hingga saat ini masih melakukan pendataan terhadap rumah yang rusak di Kecamatan Cibadak serta membantu warga, khususnya yang terdampak untuk membersihkan sisa puing rumah yang rusak.
"Nilai kerugian akibat angin puting beliung ini masih dalam penghitungan dan kami pun sudah menyiapkan bantuan darurat untuk korban terdampak bencana tersebut," ujarnya.
Daeng mengimbau kepada warga untuk selalu waspada akan timbulnya bencana, apalagi kondisi cuaca saat ini tidak menentu, seperti pada Selasa ini yang sejak pagi hingga menjelang sore cuaca cukup terik tiba-tiba turun hujan deras yang disertai angin kencang.
Pihaknya juga sudah menginstruksikan kepada seluruh relawan BPBD yang bertugas di tingkat kecamatan untuk melakukan langkah cepat jika menerima laporan adanya kejadian bencana. Langkah ini dilakukan untuk meminimalkan dampaknya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti