12 Turis Asing Diserang Militan di Wilayah Konflik

Jumat, 05 Agustus 2016 – 07:30 WIB
Dua dari lima turis korban serangan militan di Herat (tengah), saat mendapatkan penanganan di rumah sakit di Herat. Foto: AFP

jpnn.com - HERAT - Lima wisatawan dan seorang pengemudi kewarganegaraan Afghanistan terluka karena tembakan dan lemparan granat yang dilancarkan kelompok militan di Herat, kota tua bersejarah di Afghanistan, Kamis (4/8).

Pasukan militer yang mengawal tidak bisa melindungi mereka sepenuhnya. Saat diserang militan, sempat terjadi kontak senjata berdurasi sekitar tujuh jam. Namun, kelompok militan akhirnya menyerah dan kabur. ’’Sekelompok anggota Taliban menyerang turis di Distrik Chesht-e-Sharif dan melukai setidaknya enam orang. Bagaimanapun juga, tidak ada korban yang tewas,’’ terang Jalani Farhad, juru bicara kantor gubernur Herat.

BACA JUGA: Tim Sukses Donald Trump Pecah, Hillary Clinton Disalahkan

Dari 12 turis di dalam rombongan itu, delapan orang berasal dari Inggris, tiga warga Amerika Serikat (AS), dan satu turis dari Jerman. Para turis tersebut melakukan perjalanan dari Provinsi Bamiyan. Kota Herat yang menjadi jujukan mereka terkenal sebagai pusat kebudayaan kuno Afghanistan.

Belum diketahui tujuan para turis itu benar-benar untuk rekreasi ataukah alasan lain. Yang jelas, jalan yang mereka lalui adalah wialyah yang sering terjadi konflik, sangat berbahaya. Di wilayah tersebut, kerap terjadi serangan. Bahkan, penduduk asli Afghanistan saja menghindari jalan tersebut.

BACA JUGA: Gila! Pemuda 19 Tahun Ngamuk di London, 1 Warga AS Tewas, 5 Terluka

Kontributor Al Jazeera di Afghanistan Qais Azimy mengungkapkan, perjalanan para turis itu bisa memakan waktu tiga hari. Sebagian besar jalanan yang dilalui dikontrol pencuri, komandan perang kelompok-kelompok tertentu, dan Taliban.

’’Ini menimbulkan pertanyaan, ’Kenapa orang-orang asing ini memutuskan melakukan perjalanan lewat jalan tersebut?’ Tidak ada kedutaan negara mana pun yang merekomendasikan warganya untuk melalui jalan itu. Semua orang tahu risikonya,’’ jelas Azimy.

BACA JUGA: Makan Ayam Goreng, Donald Trump jadi Bahan Tertawaan

Turis-turis tersebut mungkin datang melalui Hinterland Travel. Itulah jasa layanan wisata yang berbasis di Brighouse, West Yorkshire, Inggris. Hinterland Travel memang kerap menawarkan wisata ke negara-negara perang seperti Irak dan Afghanistan. 

Salah satu penawaran Hinterland adalah perjalanan 21 hari ke Afghanistan yang dimulai pada 26 Juli lalu. Turis tiba di Kabul, lalu dibawa ke Lembah Bamiyan lewat jalur darat. Lembah Bamiyan adalah lokasi patung Buddha raksasa yang diledakkan Taliban pada 2001. Dari Bamiyan, turis akan dibawa ke danau yang terkenal cantik di Herat. 

Namun, sejauh ini Hinterland belum mengonfirmasi turis-turis tersebut adalah bagian dari rombongan mereka. Sejak mayoritas pasukan asing dari AS dan negara-negara lain di Afghanistan ditarik pada 2014, serangan kembali merebak. Warga asing kerap menjadi target serangan. (afp/bbc/the guardian/al jazeera/sha/c14/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajari Anak Berkreasi, Yuk Datangi Playeum!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler