122 Ribu Ternak Babi di NTT Mati, Ternyata Ini Penyebabnya

Selasa, 26 Juli 2022 – 15:51 WIB
Sebanyak 122 ribu ternak babi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mati. Foto: Antara/HO/21

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 122 ribu ternak babi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mati.

Dinas Peternakan NTT mencatat kematian ternak babi itu akibat serangan virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

BACA JUGA: Viral Olahan Daging Babi pada Nasi Uduk Aceh, Wagub DKI Singgung Masalah Adat

"Jumlah ternak babi yang mati akibat virus ASF yang dilaporkan secara resmi ke kami sekitar 122 ribu ekor yang tersebar di 22 kabupaten/kota," kata Kepala Dinas Peternakan NTT Johanna Lisapaly dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa.

Lisapaly mengatakan nilai kerugian akibat penyakit yang menyerang ternak babi di NTT mencapai ratusan miliar rupiah.

BACA JUGA: Bahas soal Rendang Babi, Gus Miftah Sampai Kutip Ayat Al-Quran

Menurutnya, pemerintah setempat telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian untuk mengatasi penyebaran ASF.

"Kami melakukan sosialisasi ke masyarakat peternak agar menghindari persilangan (perkawinan) babi lokal dengan babi dari luar," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, edukasi untuk menjaga sanitasi atau kebersihan kandang secara intensif maupun mengeluarkan kebijakan untuk melarang pasokan babi dari luar masuk ke daerah-daerah.

"Setelah berbagai upaya yang dilakukan, tidak ada lagi laporan kematian babi akibat ASF hingga Juli 2022," ungkapnya.

Lisapaly menyebutkan saat ini pemerintah provinsi juga berupaya membangkitkan kembali industri peternakan babi di NTT melalui gerakan bertajuk "Kampanye Kesadaran ASF dan Penyakit Hewan Menular Lainnya" bersama pihak Prisma Indonesia.

Langkah ini diharapkan memberikan motivasi bagi masyarakat maupun pelaku usaha untuk kembali mengembangkan peternakan babi untuk mendapatkan manfaat secara ekonomi maupun sosial dan budaya.

"Masyarakat tak perlu takut lagi untuk kembali mengembangkannya dengan tetap waspada terhadap serangan penyakit," kata Lisapaly. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ternak Babi   Babi   NTT   Ekonomi   Virus  

Terpopuler