jpnn.com - BANDA ACEH - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, mencatat sekitar 1.230 hektare lahan tanaman padi terancam gagal panen atau puso. Hal itu diakibatkan banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara Erwandi mengatakan total sawah yang terendam banjir sejak awal Desember 2022 mencapai 2.529 hektare.
BACA JUGA: Ratusan Hektare Tanaman Padi di Lombok Tengah Terancam Gagal Panen, Ini Penyebabnya
Menurut dia, dari 2.529 hektare tanaman padi yang terendam banjir, 1.230 di antaranya terancam puso atau gagal panen.
“Dalam periode Desember 2022, dua kali Aceh Utara dilanda banjir," kata Erwandi di Lhokseumawe, Jumat (23/12).
BACA JUGA: Lewat Festival UMKM, Pupuk Kaltim Tingkatkan Produktivitas Padi & Kakao Petani di Sulsel
Erwandi mengatakan persawahan yang terendam banjir dan terancam puso tersebut tersebar di sejumlah kecamatan yakni Syamtalira Bayu, Samudera, Lhoksukon, Tanah Pasir, Tanah Luas, dan Muara Batu.
Menurut dia, dari 1.230 hektare tersebut, seluas 137,5 hektare tanaman padi di antaranya sudah dipastikan puso. “Sementara, untuk 484 hektare lainnya, banjir sudah surut dan tidak mengalami puso. Selebihnya, masih ditunggu apakah mengalami puso atau tidak," kata Erwandi.
BACA JUGA: OMG Bagikan Benih Padi di Kabupaten Sikka & Sosialisasikan Ganjar Pranowo jadi Presiden
Hingga saat ini, katanya, petugas masih mendata persawahan yang terancam gagal panen. “Selanjutnya, data tersebut dilaporkan ke Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh," kata Erwandi.
Erwandi menyebutkan rata-rata tanaman padi yang mengalami puso dan terancam puso berusia 10 hingga 110 hari. Berbeda-bedanya usia tanaman karena masa tanam padi di Kabupaten Aceh Utara tidak serentak
Dia mengatakan bencana banjir yang terjadi disebabkan tingginya intensitas hujan yang mengakibatkan sejumlah sungai di Kabupaten Aceh Utara meluap.
Terkait antisipasi banjir di masa mendatang, Erwandi mengatakan pihaknya melalui penyuluh pertanian terus menyosialisasikan kepada petani untuk dapat memperhitungkan waktu memulai musim tanam dengan musim penghujan.
Selain itu, juga menyesuaikan pola tanam dengan teknologi budi daya hazton agar dapat terhindar puso saat musim penghujan. Dengan demikian, kerugian petani bisa dicegah.
"Kami juga mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat untuk fasilitasi benih dan asuransi usaha tani padi sawah untuk para petani yang terdampak banjir," kata Erwandi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi