129 Warga Sukabumi Keracunan Nasi Kotak Setelah Hadir di Acara Syukuran

Jumat, 29 Juli 2022 – 23:03 WIB
Warga Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi yang mengalami gejela keracunan usai menyantap nasi kotak terpaksa mendapatkan perawatan di pos kamling karena di Puskesmas Ciracap sudah penuh. ANTARA/Aditya Rohman.

jpnn.com, SUKABUMI - Sejumlah warga yang tinggal di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga keracunan nasi kotak.

Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Ciracap Dadang Priatna mengatakan nasi kotak itu didapat dari acara syukuran warga yang baru pulang ibadah haji.

BACA JUGA: Diduga Keracunan Setelah Makan Nasi Kotak, 97 Orang di Lebak Dirawat

"Warga yang diduga alami keracunan nasi kotak di Kecamatan Ciracap tersebut sementara ini sebanyak 129 orang," kata Dadang Priatna kepada wartawan, Jumat (29/7).

Dari jumlah tersebut, kata Dadang Priatna, tinggal delapan orang yang dirawat di Puskesmas Ciracap, sementara delapan lainnya dirujuk ke RSUD Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi.

BACA JUGA: Kolonel Rinoso Budi: Kopda Muslimin Mati Lemas Karena Keracunan

Informas dari berbagai sumber menyebutkan keracunan massal tersebut berawal saat acara syukuran pasangan suami istri warga Kampung Ciceuri, RT 012/ 003, Desa Purwasedar pada hari Kamis (28/7) sekitar pukul 16.00 WIB.

Pasangan tersebut mengundang sekitar 150 warga dalam acara syukuran.

BACA JUGA: PBSI Umumkan Hasil Investigasi Kasus Keracunan Makanan Pemain Malaysia

Warga yang mengikuti acara syukuran tersebut pun saat pulang mendapat bingkisan berupa nasi kotak dengan menu nasi putih, ayam goreng serundeng, mi goreng, dan lainnya.

Usai acara tersebut, sebagian warga menyantap nasi kotak tersebut di lokasi.

Setelah menyantap menu nasi kotak tersebut, mereka tidak merasakan adanya gejala keracunan. Namun, gejala keracunan seperti mual, pusing, buang air, dan muntah mulai dirasakan para korban pada Jumat sekitar pukul 10.30 WIB.

Ternyata tidak hanya satu dua orang yang mengalami gejala seperti itu, tetapi jumlahnya terus bertambah.

Awalnya hanya belasan, kemudian bertambah menjadi puluhan akhirnya mencapai seratusan orang.

Petugas puskesmas yang kewalahan dengan membeludaknya jumlah pasien yang datang dan keterbatasan bangsal terpaksa sebagian korban mendapat perawatan di berbagai ruangan.

Setelah diberikan pengobatan, mayoritas warga memilih rawat jalan di rumahnya masing-masing.

Dadang menyebutkan 16 warga yang sampai saat ini masih menjalani perawatan di puskesmas dan rumah sakit karena kondisinya tubuhnya lemah dan masih sering muntaber.

Namun, hingga saat ini belum ada informasi adanya korban jiwa pada kasus keracunan massal tersebut.

"Petugas medis dan unsur Muspika Ciracap masih berada di puskesmas untuk antisipasi kemungkinan masih adanya masyarakat yang mengalami keracunan yang belum mendapatkan penanganan medis," tambah Dadang.

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Satpol PP Kabupaten Sukabumi Okih Fajri mengatakan pihak dinkes setempat menetapkan kasus keracunan massal ini sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah korban terdampak banyak meski belum ada laporan jatuhnya korban jiwa.

Dia mengatakan mayoritas warga yang mengalami gejala keracunan sudah pulang dan kondisi kesehatannya berangsur pulih.

“Untuk mengungkap penyebab kejadian ini, pihak dari dinkes dan kepolisian setempat sudah mengambil sampel makanan dan meminta keterangan dari sejumlah saksi,” ujar dia. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keracunan Makanan Syukuran, 75 Orang di Tasikmalaya Harus Dirawat


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler