JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan, hingga saat ini sebanyak 13 juta penduduk Indonesia masih belum memiliki rumah tinggal. Selain itu, sebanyak 4 juta punya rumah tapi rumah tidak layak huni.
"Ada 13 juta lebih masyarakat yang tidak memiliki rumah dan ada sekitar 4 jutaan lebih yang rumahnya tidak layak huni. Oleh karena itu (Direktif Presiden Program Pro Rakyat) klaster ke empat harus kita kerjakan secara optimal," ujar Hatta di Jakarta, Rabu (18/4).
Diaukui, masalah pendanaan menjadi kendala dalam pembangunan rumah tersebut. Oleh sebab itu diperlukan sinergi dan harus menjadi satu gerakan dimana akan melibatkan dana pemerintah, dana perusahaan BUMN, maupun perusahan swastanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan data yang didapat sekitar 700 perusahan top Indonesia sudah menyediakan dana untuk pengentasan kemiskinan. Jika hal ini disinergikan dengan dana yang telah dianggarkan oleh pemerintah maka Hatta optimis dapat mengakselerasi percepatan penurunan kemiskinan, salah satunya memperbaiki rumah.
“Inilah program pemerintah secara keseluruhan bagaimana mengurangi kemiskinan tersebut tidak hanya melalui pendekatan-pendekatan market saja, akan tetapi action dengan melakukan gerakan bersama,” ujarnya.
Sementara Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan jumlah rumah sangat murah awalnya ditargetkan sekitar 250 unit rumah di seluruh Indonesia. Namun, dengan turut sertanya Freeport, Newmont dan Bukit Asia dalam mendukung program tersebut maka jumlah pembangunan rumah layak huni akan bertambah lebih besar.
“Freeport, Newmont dan Bukit Asia kalau dijumlah bisa 10 ribu unit rumah. Belum lagi dari perusahaan-perusahaan tambang yang lain, BUMN-BUMN, perusahaan minyak jumlahnya mencapai 12 ribu unit rumah,” pungkasnya. (Naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Serapan Anggaran Jauh dari Target
Redaktur : Tim Redaksi