JAKARTA - Anggota Komisi XI-DPR Kemal Azis Stamboel menyayangkan rendahnya realisasi belanja pemerintah dari target yang telah ditetapkan pada triwulan I-2012. Realisasinya tidak mencapai 50 persen dari target yang ditetapkan.
"Target penyerapan anggaran pada triwulan I-2012 yang ditetapkan pemerintah sebesar 25 persen tetapi realisasinya hanya 11,08 persen ini jauh dari optimal,"ujarnya di Jakarta, Rabu (18/4).
Padahal, sambungnya, dulu dinyatakan bahwa proses tender yang lebih cepat menjadi kunci penyerapan. Sedangkan, belanja pegawai dan belanja barang yang harusnya mudah tercapai juga tidak tercapai. Belanja modal pun masih sangat rendah dibawah 7 persen.
"Kita harapkan pemerintah bisa memfokuskan realisasi belanja modal karena banyak terkait infrastruktur. Kalau bisa efektif maka akan memberikan stimulus dan multiplier effect bergeraknya pembangunan infrastruktur sehingga akan menjaga pertumbuhan dan pemerataan ekonomi,"urainya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJP) Kementerian Keuangan, realiasi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) per 30 Maret 2012 sebesar 11,08 persen dari total pagu Rp511,5 triliun. Realisasi tersebut secara persentase lebih tinggi dibandingkan realisasi per 31 Maret 2011 yang sebesar 7,55 persen.
Untuk belanja pegawai, realisasinya mencapai 19,62 persen dari pagu Rp129,2 triliun atau meningkat sedikit dari realisasi tahun lalu 18,21 persen. Realisasi belanja barang sebesar 7,38 persen dari pagu Rp167,4 triliun dan realisasi belanja modal sebesar 6,71 persen lebih tinggi dari tahun lalu.
“Meski ada peningkatan realisasi tetapi masih belum optimal dan masih jauh dari target. Untuk belanja modal juga tidak memuaskan, padahal masalah tanah sudah tidak ada kendala dan tender juga sudah bisa diadakan lebih awal," jelasnya.
Kemal menjelaskan anggaran belanja pemerintah yang tereksekusi efektif sangat dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tahun ini dan bisa menjadi pijakan penting untuk pertumbuhan pada tahun-tahun berikutnya.
Ia mengingatkan perlunya pemerintah untuk memperhatikan secara serius masalah rendahnya realisasi belanja modal yang terus berulang. Kemal menyayangkan realisasi belanja modal APBNP 2011 yang hanya 82,2 persen dari pagu anggaran yang sebesar Rp 140,95 triliun.
“Sangat disayangkan dari APBN lalu ada Rp 25,09 triliun belanja modal yang tidak terserap, dan sebagian besarnya terkait infrastruktur. Kondisi ini menyebabkan peran belanja pemerintah belum optimal mendorong pembangunan ekonomi. Kita harapkan alokasi anggaran belanja modal dalam APBNP 2012 yang direncanakan mencapai Rp168,8 triliun bisa optimal dan tereksekusi dengan baik. Jangan sampai penyerapan belanja modal tahun lalu yang rendah terulang lagi," tandasnya.
Terkait dengan anggaran yang masih dibintangi oleh DPR yang menjadi alasan pemerintah tidak menyerap anggaran dengan optimal, tambahnya maka K/L terkait harus serius untuk menyelesaikan dengan komisi-komisi terkait.
"Kalau leadership di K/L kuat, saya kira ini bisa diselesaikan segera. Terkait Rp37 triliun yang terblokir karena proses di internal pemerintah maka sebaiknya koordinasi antar kementerian terkait harus segera dibereskan. Dan ini sebenarnya masalah klasik yang sudah teridentifikasi dari dulu dan selalu berulang. Harusnya tidak lagi menjadi alasan," pungkasnya. (Naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua DPD Anggap Birokrasi Belum Pro-Investasi
Redaktur : Tim Redaksi