13 Pemimpin Dompet Digital & Bank Digital di Kawasan Asia Pasifik Dukung Inisiatif Baru UMKM

Kamis, 04 April 2024 – 22:27 WIB
Program Sirius (Sustainability Innovation for Regenerative & Inclusive Purpose), yang didukung oleh 13 pemimpin fintech di kawasan Asia Pasifik, resmi diluncurkan perdana untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam masa transisi menuju keberlanjutan. Foto dok Sirius

jpnn.com, JAKARTA - Program Sirius (Sustainability Innovation for Regenerative & Inclusive Purpose), yang didukung oleh 13 pemimpin fintech di kawasan Asia Pasifik, resmi diluncurkan perdana untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam masa transisi menuju keberlanjutan, sejalan dengan program Sustainable Development Goals (SGDs) PBB.

Program Sirius merupakan sebuah inisiatif pengetahuan yang dipimpin oleh industri yang bertujuan untuk mendukung UMKM yang beroperasi melalui platform digital dalam perjalanan mereka menuju keberlanjutan.

BACA JUGA: ASDP Menerapkan Delaying Sistem Buffer Zone Selama Mudik, Berikut Titik-titiknya

Program ini akan mendorong dialog terbuka antar mitra industri yang berpikiran sama untuk saling bertukar ide tentang inovasi keberlanjutan dan berbagi praktik terbaik untuk mendukung UMKM dalam perjalanan keberlanjutan UMKM, membantu transisi UMKM menuju ekonomi rendah karbon, memajukan aksesibilitas UMKM terhadap pembiayaan keberlanjutan, serta mengangkat UMKM dengan peluang pertumbuhan yang baru.

International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok Bank Dunia, akan berkolaborasi dengan Ant International untuk mengembangkan dan mempromosikan serangkaian Digital Sustainability Impact Management Toolkits (Perangkat Manajemen Dampak Keberlanjutan Digital) dalam dua tahun ke depan.

BACA JUGA: Jamkrindo Berkolaborasi dalam Program Kebun Gizi

Sejumlah 13 mitra industri dari 11 negara telah berkomitmen untuk menjadi bagian dari Program Sirius: AlipayHK (Hong Kong SAR, Tiongkok), ANEXT Bank (Singapura), Bigpay (Malaysia), bKash (Bangladesh), DANA (Indonesia), GCash (Filipina), Hipay (Mongolia), Kakao Pay (Republik Korea), MPay (Macau SAR, Tiongkok), TNG Digital (Malaysia), TossPay (Republik Korea), TrueMoney (Thailand), dan Zalopay (Vietnam).

"Kami selalu berbicara tentang inklusi keuangan dan digital, tetapi inklusi keberlanjutan untuk UMKM menjadi salah satu tantangan yang paling mendesak," ujar Leiming Chen, Chief Sustainability Officer, Ant International.

BACA JUGA: Kantongi TDPSE, Tokopedia Temui Mendag Laporkan Progres Integrasi dengan TikTok

"UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Asia Pasifik, menyumbang lebih dari 97 persen bisnis dan mempekerjakan lebih dari separuh tenaga kerja. Sementara itu, wilayah kami menyumbang tiga per lima emisi global dari pembangkit listrik dan mencakup banyak negara yang rentan terhadap perubahan iklim," ujar Christina Ongoma, Upstream and Advisory Manager, Financial Institutions Group, East Asia and the Pacific, IFC.

Sopnendu Mohanty, Chief FinTech Officer, Otoritas Moneter Singapura, mengatakan adopsi dompet digital dan solusi pembayaran yang meluas menjadikannya pendorong utama untuk membantu bisnis kecil memulai perjalanan keberlanjutan mereka.

Inisiatif industri seperti Program Sirius penting bagi sektor publik dan swasta untuk mengkoordinasikan alat, kerangka kerja, dan teknologi bagi usaha kecil untuk membangun kompetensi keberlanjutan mereka saat bertransisi ke ekonomi hijau.

"MAS dengan bangga mendukung Program Sirius. Kami berharap Program Sirius dapat menyatukan lembaga-lembaga keuangan global dan penyedia layanan pembayaran untuk bergabung secara kolektif mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi UMKM di seluruh dunia," imbuhnya.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler