13 Tentara AS Tewas di Kabul, Joe Biden Menyiapkan Serangan Balasan

Jumat, 27 Agustus 2021 – 11:00 WIB
Tentara Amerika Serikat. Foto: Reuters

jpnn.com, WASHINGTON - Ledakan besar diduga aksi bom bunuh diri terjadi di dekat Abbey Gate, Bandara Kabul, Afghanistan, Kamis (26).

Satu bom lagi meledak di dekat Baron Hotel yang juga tak jauh dari bandara di ibu kota Afghanistan itu.

BACA JUGA: Bom Bunuh Diri Sasar Sekitar Bandara Kabul, Pelakunya ISIS-K

Ledakan bom tersebut menewaskan sedikitnya 13 tentara Amerika Serikat dan sejumlah warga sipil.

ISIS Khorasan (ISIS-K), afiliasi militan yang sebelumnya memerangi pasukan AS di Suriah dan Irak, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

BACA JUGA: Bandara Kabul Mencekam, Pesawat Italia Nyaris Kena Tembakan

Presiden AS Joe Biden berjanji akan memburu mereka yang bertanggung jawab atas ledakan di bandara Kabul di Afghanistan

Biden telah meminta Pentagon untuk mengembangkan rencana untuk menyerang balik mereka.

BACA JUGA: Rekomendasi PB IDI: Penerima Vaksin Sinovac Januari-April Disuntik Dosis 3

"Kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu anda dan membuat anda membayarnya," kata Biden di Gedung Putih, beberapa jam setelah terjadi ledakan di Kabul.

Dia berjanji evakuasi akan terus berlanjut.

"Kami tidak akan dihalangi oleh teroris, kami tidak akan membiarkan mereka menghentikan misi kami. Kami akan melanjutkan evakuasi," katanya.

Wakil Presiden Kamala Harris membatalkan rencananya untuk berkampanye untuk Gubernur California Gavin Newsroom, yang menghadapi pemilihan ulang pada 14 September.

Kamala Harris akan kembali ke Washington setelah melakukan perjalanan dari Asia, kata staf Kamala Haris.

 

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan bahwa Biden tetap pada target evakuasi dan penarikan pasukan AS pada Selasa.

Keputusan itu dilakukan Biden atas saran dari penasihat militer yang khawatir tentang lebih banyak serangan.

Dia mengatakan Biden sedang bekerja untuk mengeluarkan setiap orang Amerika yang ingin keluar pada tenggat waktu.

"Komitmen kami kepada mereka tidak berakhir," katanya.

Joe Biden mengatakan dia telah memerintahkan komandan militer AS untuk mengembangkan rencana operasional untuk menyerang aset, kepemimpinan, dan fasilitas ISIS-K.

"Kami akan menemukan cara yang kami pilih, tanpa operasi militer besar, untuk mendapatkannya," katanya.

Dia tampak menahan air mata dan suaranya pecah karena emosi saat dia berbicara tentang "pahlawan" Amerika yang meninggal.

Dia memerintahkan bendera AS di Gedung Putih dan gedung-gedung publik di seluruh negeri diturunkan menjadi setengah tiang.

"Ini adalah hari yang berat," katanya.

Presiden Joe Biden mengatakan dia telah memberi tahu militer AS: "Apa pun yang mereka butuhkan, jika mereka membutuhkan kekuatan tambahan, saya akan memberikannya."

Biden membela penanganannya atas krisis kebijakan luar negerinya yang paling serius, dengan mengatakan pada akhirnya itu adalah tanggung jawabnya, sambil menuding pendahulunya, Donald Trump dari Partai Republik, atas perjanjian 2020 yang dinegosiasikan Trump dengan Taliban.

Biden mengatakan dia tidak mempercayai Taliban tetapi percaya untuk membiarkan evakuasi berlanjut.

Psaki mengatakan Amerika Serikat juga memiliki "sejumlah besar pengaruh" - termasuk pengaruh ekonomi - atas Taliban, yang tunduk pada sanksi AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pemerintah Afghanistan juga telah lama mengandalkan transfer dolar dari aset bank sentral mereka, yang banyak disimpan di Amerika Serikat.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan aset semacam itu tidak akan diberikan kepada Taliban. (Reuters/Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Tentara AS   Bom   Kabul   Afghanistan   Joe Biden  

Terpopuler