JAKARTA -- Bencana selama satu bulan terakhir terjadi cukup merata di hampir seluruh wilayah Indonesia. Belum genap satu bulan di 2014, 137 nyawa telah melayang akibat bencana.
Belum lagi kerugian material yang diperkirakan mencapai puluhan triliun rupiah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi bencana belum akan berhenti.
Bencana terbaru adalah longsor di desa Bareng, Kabupaten Jombang, Jatim, yang mengubur 15 warga setempat. BNPB mencatat, hingga kemarin telah terjadi 182 kejadian bencana hidrometeorologi di seluruh Indonesia. Di antaranya, banjir, longsor, dan angin puting beliung.
BACA JUGA: Ratusan WNI Terancam Hukuman Mati Di Malaysia
Selain menewaskan 137 orang, rangkaian bencana itu telah membuat sekitar 1,1 juta jiwa warga mengungsi. Belum lagi 1.234 rumah rusak berat, 273 rusak sedang, dan 2.586 rumah rusak ringan. Ditambah dengan kerusakan infrastruktur, lahan pertanian, dan fasilitas publik lainnya.
"Bencana longsor mendominasi kejadian dengan jumlah korban terbanyak," terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin.
BACA JUGA: Pemilu 2014 Rawan, Gerindra Minta DPR Buat Formulasi Terbaik
Beberapa kejadian longsor yang membawa banyak korban jiwa terjadi di Kudus, Manado, Kota Tomohon, dan Jombang. Dengan musim hujan yang masih bakal berlangsung hingga Maret mendatang, bencana hidrometeorologi diprediksi masih akan terjadi.
Sutopo menuturkan, rata-rata kerugian dan kerusakan bencana di Indonesia mencapai sekitar Rp 30 trilyun. Jumlah tersebut merupakan akumulasi rata-rata bencana kecil dan sedang yang terjadi.
BACA JUGA: Presiden Instruksikan Pengadaan Alat Olahraga Atlet Difabel
Banjir dan Longsor di Sulut diprediksi membawa kerugian materil hingga Rp 1,87 triliun. Sedangkan, banjir Jakarta dan jalur Pantura diprediksi membawa kerugian senilai mencapai puluhan triliun. Sebab, banyak pusat perekonomian berdiri di kawasan-kawasan tersebut.
Data BNPB menyebut jika bencana yang terjadi sebagian besar akibat ulah manusia, bukan faktor alam. "Faktor antropogenik dan degradasi lingkungan paling dominan," lanjut peneliti senior BPPT itu.
Banjir dan longsor di Manado merupakan contoh nyata hasil kejahatan lingkungan selama beberapa tahun belakangan.
Sutopo mengkritik minimnya persiapan daerah untuk menanggulangi bencana. Terutama untuk keperluan rehabilitasi pascabencana.
Rata-rata, pemerintah daerah hanya mengalokasikan 0,1 persen dari total APBD untuk keperluan penanggulangan bencana. Tidak heran, rehabilitasi pascabencana berjalan lambat. (byu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru 5.164 CPNS Kantongi NIP
Redaktur : Tim Redaksi