jpnn.com - KEBON SIRIH - Polemik tentang wacana mempersenjatai petugas satuan polisi pamong praja (satpol PP) dengan senjata api (senpi), yang dilontarkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, terus bergulir. Meski banyak kalangan tidak setuju karena menganggapnya berbahaya, ternyata rencana itu sebenarnya telah direalisasikan sebagian.
Sebab, pimpinan dan pejabat satpol PP sudah dipersenjatai dengan senpi. Sedikitnya, ada 14 pejabat instansi tersebut yang selama ini membawa senpi. Kepala satpol PP DKI (provinsi) maupun tujuh kepala bidang di lingkungan satpol PP DKI, serta enam kepala satpol PP di masing-masing wilayah administrasi kota sudah lama dipersenjatai dengan senpi.
BACA JUGA: Terdakwa Suap Makam Divonis Kanker Hati
Menurut Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso, ketentuan tersebut sudah tertera dengan cukup jelas dalam peraturan menteri dalam negeri (Permendagri) Nomor 26 Tahun 2010. Jadi, dia bersama 12 anak buahnya yang dimaksud di atas selalu membawa senpi setiap kali bertugas.
Namun, dia mengaku hingga kini senpi tersebut tidak pernah digunakannya untuk menembak penjahat atau orang-orang yang dianggap membahayakan masyarakat dan petugas saat dirinya bertugas. "Paling banter, saya gunakan untuk latihan menembak saja," tutur dia saat ditemui Jawa Pos di ruang kerjanya di kompleks Balai Kota Jakarta, Senin (21/10).
BACA JUGA: Tanah Abang Macet Lagi
Kukuh menjelaskan bahwa senpi yang dibawanya dan para anak buahnya itu adalah jenis revolver dengan menggunakan peluru gas. Senpi tersebut hanya bisa melumpuhkan target atau sasaran tanpa mengakibatkannya meninggal dunia. Dia bersama anak buahnya pun tidak pernah lupa membawa senpi tersebut selama bertugas.
Meski demikian, hingga saat ini senpi tidak pernah digunakan untuk menembak orang-orang yang dianggap membahayakan publik. ''Saya berusaha untuk mengedepankan dialog,'' papar dia.
BACA JUGA: PPP DKI Seriusi Garap Suara Nahdliyin
Khusus untuk para petugas satpol PP anak buahnya, lanjut Kukuh, pihaknya sebenarnya punya baju antipeluru dan tameng pengaman. Namun, dalam setiap operasi di lapangan, meskipun dalam kondisi bahaya sekalipun, anak buahnya belum pernah menggunakan fasilitas tersebut. Dia ingin lebih mengedepankan dialog dengan warga dalam menyelesaikan persoalan daripada menggunakan kekerasan. (fai/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggap Wajar SILPA Tinggi Asal Tak Dikorupsi
Redaktur : Tim Redaksi