Jumlah tersebut tidak mencapai ke angka ketentuan yaitu 25 kasus kematian bayi dan 298 kasus kematian ibu melahirkan. “Jelas sudah ada keberhasilan karena angka kematian sudah menurun,” ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ciamis Aat Gustiawati , seperti diberitakan Radar Tasikmalaya (Grup JPNN).
Aat menerangkan penurunan ini terjadi karena sosialisasi mengenai anak harus diimunisasi dasar lengkap dan ibu melakukan persalinan dengan bantuan alhi medis terus digembar-gemborkan. Dia berharap setelah pelatihan, tenaga medis di desa-desa menyosialisasikan pentingnya imunisasi.
Staf Bagian Promosi Kesehatan pada Kementerian Kesehatan Muhani SKM MKes berharap setelah ada pelatihan kepada tenaga medis, khususnya di daerah-daerah, tidak ada lagi anak yang tidak diimunisasi. “Terus memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat mengenai imunisasi dan melahirkan harus ke tenaga medis,” tutur dia.
Upaya lain, sambung dia, memotivasi warga yang menolak anaknya diimunisasi. “Minimal bisa mengajak dan memberi pemahaman kepada mereka. Pekerjaan ini sangat mulia,” ujarnya.
Wakil Bupati Ciamis H Iing Syam Arifien menyatakan warga menolak anaknya diimunisasi karena mereka cenderung berpikir tradisional. Petugas kesehatan harus menumbuhkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnnya imunisasi. (isr/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rumah Tukang Kredit Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi