JAMBI - Warga kota Jambi harus waspadai. Posisi harimau yang sering mengamuk tersebut, saat ini sudah mendekati kota Jambi. Selasa (5/3), raja hutan tersebut mencakar petani karet di Sungai Landai, kecamatan Mestong, kabupaten Muarojambi.
Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 07.00 WIB dengan korban Wahyudi (23) warga Tempino Rt 19, dusun Kampung Legok Kecamatan Mestong. Saat ini korban di rawat di Puskesmas Tempino.
Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, pagi itu korban hendak menyadap getah di kebunnya yang berada di Rt 19 Tempino. Tiba-tiba seekor harimau menabraknya. Merasa takut korban hendak lari. Namun harimau tersebut berbaring dan mengajak korban bermain.
Merasa bukan ancaman korban mendekat lalu menggosok badan Harimau. Lalu, tanpa disangka Harimau mencakar dan tepat mengenai tangan dan pinggang korban. Bukan itu saja harimau juga mencakar paha kanan korban membuat korban berteriak dan berusaha lari.
Mendengar teriakan itu masyarakat langsung keluar melihat banyaknya manusia, Harimau langsung pergi. Selanjutnya warga menyelamatkan korban dan langsung di bawa ke Puskesmas Tempino untuk dilakukan pengobatan.
Anggota DPRD muarojambi Suharyanto mengatakan warga tempino mulai resah akibat adanya harimau didesanya, setelah membawa korban kepuskesmas sekitar pukul 09.00 wib mereka berbondong-bondong melakukan demo ke polsek Mestong dan meminta agar aparat kepolisian menembak mati raja hutan ini.‘’Harimau ini sempat berbaring di jalan membuat warga semakin takut melakukan aktifitas sehari-hari,’’ tuturnya.
Seperti diketahui, harimau ini pertama kali terlihat di kawasan PT WKS pada hari kamis (24/1) dan terakhir terlihat pada hari minggu (3/3), saat ini Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), masih berupaya untuk melakukan penangkapan terhadap harimau liar tersebut.
Kepala BKSDA Tri Siswo Rahardjo mengatakan penyebab harimau keluar dari habitatnya dikarenakan habitat nya rusak. “Harimau keluar dari habitatnya dikarenakan habitatnya rusak, penebangan liar, dan adanya banjir, sehingga harimau mencari tempat yang kering”, katanya.
Ditambahkan Tri Siswo harimau tersebut nampak di sebelas titik, ”Ada sebelas kejadian, korban nya satu meningal, dan empat orang terluka”, katanya.
Informasi yang berhasil di himpun oleh Koran ini kemarin (4/3) dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sebelas titik tempat munculnya harimau adalah yang pertama adalah di kawasan PT WKS pada hari kamis (24/1), di sana harimau itu menyerang warga dan menewaskan warga yang diserangnya tersebut.
Kemudian harimau tersebut terlihat lagi di kawasan PT. DAS Tanjung Jabung Barat pada hari Jumat (8/2), disana harimau tersebut menyerang warga dan berhasil melukai satu orang warga serta mengambil satu ekor ayam milik warga setempat.
Keesokan harinya, pada hari Sabtu (9/2) harimau itu terlihat berada di kawasan PT CKT Desa Tanjung Tayas, dilokasi perkebunan sawit dekat camp karyawan, disana harimau tersebut tidak melakukan penyerangan terhadap warga disekitar.
Selang dua hari kemudian yaitu pada hari Senin (11/2) sekitar pukul 18.00 harimau tersebut terlihat di Kawasan PT CKT Desa Dusun Mudo, harimau tersebut menyerang karyawan Camp bernama Legino Murdianto (22) dan terluka di bagian kakinya.
Masih di PT CKT keesokan harinya, Selasa (12/2) harimau tersebut muncul sekitar pukul 20.00 di pingir jalan perkebunan sawit dan menyerang warga hinga terluka.
Pada hari Kamis (14/2) sekitar pukul 20.00 Keberadaan harimau tersebut sudah berada di belakang rumah warga di KM 63 Desa Suka Awin Jaya.
Keesokan harinya, Jumat (15/2) harimau tersebut terlihat berada di Pemukiman Warga di Petaling Sungai Gelam, harimau tersebut terlihat berjumlah dua ekor.
Setelah tidak muncul selama tiga hari, pada hari Senin (18/2) Harimau tersebut muncul di Desa Teluk Ketapang Pemayung, harimau tersebut tidak melakukan penyerangan terhadap warga.
Setelah kemunculan harimau tersebut di Desa Teluk Ketapang Pemayung, harimau tersebut lama tidak muncul lagi, setelah lebih seminggu akhirnya harimau tersebut menampakkan dirinya lagi Di Desa Pulau Betung Batang Hari pada hari Rabu (27/2) harimau tersebut ditemukan di perkebunan sawit tetapi tidak mengganggu.
Keesokan harinya, Kamis (28/2) Harimau tersebut muncul di Desa Muaro Sebo Kecamatan Jaluko, harimau tersebut sempat melukai warga bernama Sutrisno (37) saat berada di kebun karet sekitar pukul 16.00 wib, korban luka pada bagian dada dan kakinya, saksi yang melihat adalah istri korban sendiri.
Kemudian pada hari minggu (3/3) Harimau tersebut terlihat berada di Desa Baru Kecamatan Mestong dan berhasil mencakar satu orang dari arah depan.
Walaupun telah dilakukan penembakan oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) harimau tersebut masih belum bisa di tangkap. (era./cr8)
Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 07.00 WIB dengan korban Wahyudi (23) warga Tempino Rt 19, dusun Kampung Legok Kecamatan Mestong. Saat ini korban di rawat di Puskesmas Tempino.
Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, pagi itu korban hendak menyadap getah di kebunnya yang berada di Rt 19 Tempino. Tiba-tiba seekor harimau menabraknya. Merasa takut korban hendak lari. Namun harimau tersebut berbaring dan mengajak korban bermain.
Merasa bukan ancaman korban mendekat lalu menggosok badan Harimau. Lalu, tanpa disangka Harimau mencakar dan tepat mengenai tangan dan pinggang korban. Bukan itu saja harimau juga mencakar paha kanan korban membuat korban berteriak dan berusaha lari.
Mendengar teriakan itu masyarakat langsung keluar melihat banyaknya manusia, Harimau langsung pergi. Selanjutnya warga menyelamatkan korban dan langsung di bawa ke Puskesmas Tempino untuk dilakukan pengobatan.
Anggota DPRD muarojambi Suharyanto mengatakan warga tempino mulai resah akibat adanya harimau didesanya, setelah membawa korban kepuskesmas sekitar pukul 09.00 wib mereka berbondong-bondong melakukan demo ke polsek Mestong dan meminta agar aparat kepolisian menembak mati raja hutan ini.‘’Harimau ini sempat berbaring di jalan membuat warga semakin takut melakukan aktifitas sehari-hari,’’ tuturnya.
Seperti diketahui, harimau ini pertama kali terlihat di kawasan PT WKS pada hari kamis (24/1) dan terakhir terlihat pada hari minggu (3/3), saat ini Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), masih berupaya untuk melakukan penangkapan terhadap harimau liar tersebut.
Kepala BKSDA Tri Siswo Rahardjo mengatakan penyebab harimau keluar dari habitatnya dikarenakan habitat nya rusak. “Harimau keluar dari habitatnya dikarenakan habitatnya rusak, penebangan liar, dan adanya banjir, sehingga harimau mencari tempat yang kering”, katanya.
Ditambahkan Tri Siswo harimau tersebut nampak di sebelas titik, ”Ada sebelas kejadian, korban nya satu meningal, dan empat orang terluka”, katanya.
Informasi yang berhasil di himpun oleh Koran ini kemarin (4/3) dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sebelas titik tempat munculnya harimau adalah yang pertama adalah di kawasan PT WKS pada hari kamis (24/1), di sana harimau itu menyerang warga dan menewaskan warga yang diserangnya tersebut.
Kemudian harimau tersebut terlihat lagi di kawasan PT. DAS Tanjung Jabung Barat pada hari Jumat (8/2), disana harimau tersebut menyerang warga dan berhasil melukai satu orang warga serta mengambil satu ekor ayam milik warga setempat.
Keesokan harinya, pada hari Sabtu (9/2) harimau itu terlihat berada di kawasan PT CKT Desa Tanjung Tayas, dilokasi perkebunan sawit dekat camp karyawan, disana harimau tersebut tidak melakukan penyerangan terhadap warga disekitar.
Selang dua hari kemudian yaitu pada hari Senin (11/2) sekitar pukul 18.00 harimau tersebut terlihat di Kawasan PT CKT Desa Dusun Mudo, harimau tersebut menyerang karyawan Camp bernama Legino Murdianto (22) dan terluka di bagian kakinya.
Masih di PT CKT keesokan harinya, Selasa (12/2) harimau tersebut muncul sekitar pukul 20.00 di pingir jalan perkebunan sawit dan menyerang warga hinga terluka.
Pada hari Kamis (14/2) sekitar pukul 20.00 Keberadaan harimau tersebut sudah berada di belakang rumah warga di KM 63 Desa Suka Awin Jaya.
Keesokan harinya, Jumat (15/2) harimau tersebut terlihat berada di Pemukiman Warga di Petaling Sungai Gelam, harimau tersebut terlihat berjumlah dua ekor.
Setelah tidak muncul selama tiga hari, pada hari Senin (18/2) Harimau tersebut muncul di Desa Teluk Ketapang Pemayung, harimau tersebut tidak melakukan penyerangan terhadap warga.
Setelah kemunculan harimau tersebut di Desa Teluk Ketapang Pemayung, harimau tersebut lama tidak muncul lagi, setelah lebih seminggu akhirnya harimau tersebut menampakkan dirinya lagi Di Desa Pulau Betung Batang Hari pada hari Rabu (27/2) harimau tersebut ditemukan di perkebunan sawit tetapi tidak mengganggu.
Keesokan harinya, Kamis (28/2) Harimau tersebut muncul di Desa Muaro Sebo Kecamatan Jaluko, harimau tersebut sempat melukai warga bernama Sutrisno (37) saat berada di kebun karet sekitar pukul 16.00 wib, korban luka pada bagian dada dan kakinya, saksi yang melihat adalah istri korban sendiri.
Kemudian pada hari minggu (3/3) Harimau tersebut terlihat berada di Desa Baru Kecamatan Mestong dan berhasil mencakar satu orang dari arah depan.
Walaupun telah dilakukan penembakan oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) harimau tersebut masih belum bisa di tangkap. (era./cr8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tawuran, Empat Siswa Ditangkap
Redaktur : Tim Redaksi